Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Gemuk dan Rentan Penyakit, Ini 8 Tanda Kamu Kurang Gerak

Kompas.com, 8 Januari 2021, 06:00 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Banyak orang masih belum cukup berolahraga dan belum memenuhi rekomendasi aktivitas fisik harian.

Apalagi di masa pandemi, di mana semakin banyak orang berdiam diri di rumah, semakin banyak orang yang kurang gerak.

Sayangnya, laporan Jaringan Riset Perilaku Menetap (Sedentary Behavior Research Network/SBRN) mengungkapkan, perilaku kurang gerak, seperti banyak duduk atau berbaring, berkaitan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit.

Pelatih kesehatan dan kebugaran bersertifikat nasional sekaligus asisten profesor kinesiologi dan kebugaran integratif dari Point Loma Nazarene University, Jessica Matthews, DBH menyebutkan, peningkatan risiko termasuk risiko kenaikan berat badan dan obesitas, penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, sindrom metabolik, hingga peningkatan risiko kematian akibat semua penyebab.

Tidak butuh waktu lama hingga efek kesehatan tersebut muncul.

Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa hanya perlu dua minggu tanpa aktivitas (pada orang muda dan sehat) untuk memunculkan beberapa efek kesehatan yang cukup signifikan, termasuk berkurangnya massa otot dan perubahan metabolisme tubuh.

Disarankan untuk mengurangi perilaku menetap sehingga tidak lebih dari 60 menit.

Menurut pelatih utama dan konsultan kesehatan dan kebugaran Nike, Joe Holder, usahakan setiap jamnya menargetkan untuk bergerak setidaknya selama 3-6 menit.

"Anda bisa memasang alarm (setiap 60 menit) dan berdiri, berjalan, atau sekadar melakukan gerakan duduk-berdiri secara berulang," ujarnya.

Baca juga: Awas, Ancaman Diabetes bagi Kamu yang Kurang Gerak...

Berikut delapan hal yang menandakan bahwa kamu termasuk kelompok yang kurang gerak:

1. Tidak cukup berolahraga
Salah satu cara untuk mengetahui apakah kamu kurang gerak atau tidak adalah dengan mengacu pada pedoman baru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang menyarankan 150-300 menit aktivitas aerobik intensitas sedang per minggu atau 75-150 menit aktivitas aerobik intensitas tinggi per minggu, ditambah dua hari latihan kekuatan.

Jika tidak memenuhi salah satu dari saran tersebut, kemungkinan kamu masih kurang gerak.

Baca juga: Manfaat Kesehatan di Balik Jalan Kaki 11 Menit Setiap Hari

2. Menghabiskan kebanyakan waktu dengan tidak bergerak
Strategi lainnya adalah menghitung jumlah jam tidur, lalu mengurangi 24 jam dengan jam tidur tersebut.

Angka itu adalah jumlah jam harianmu, di mana kamu harus aktif dan bergerak.

Menurut ahli jantung preventif, pendiri SRSHeart Center for Women's Prevention, Health and Wellness sekaligus anggota Dewan Penasihat Kesehatan & Kebugaran Peloton, Suzanne Steinbaum, MD, jika kamu menghabiskan lebih dari 50 persen waktu tersebut untuk duduk, berbaring dan tidak bergerak, maka kebiasaan tersebut perlu diubah.

Baca juga: Catat! Ini 4 Penyakit yang Bisa Dicegah dengan Aktif Bergerak

3. Lelah sepanjang hari
Kelelahan bisa muncul karena berbagai akibat, termasuk stres, pola makan buruk, hingga ketidakseimbangan hormon.

Namun, perilaku kurang gerak juga bisa menyebabkan seseorang merasakan kelelahan ekstrem.

Semakin banyak kamu duduk, kamu akan semakin merasa kelelahan.

Sebab, organ-organ tubuh, termasuk jantung, paru-paru dan otot, mengalami dekondisi atau penurunan fungsi. Ini bahkan bisa terjadi dalam waktu beberapa hari saja.

Kabar baiknya, penelitian menunjukkan bahwa rutinitas gerak ringan saja sudah bisa mengembalikan fungsi tersebut.

Sebuah penelitian mengamati orang-orang yang melaporkan kelelahan. Para partisipan dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok yang melakukan olahraga intensitas ringan dan moderat.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau