Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Gemuk dan Rentan Penyakit, Ini 8 Tanda Kamu Kurang Gerak

Kompas.com - 08/01/2021, 06:00 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Kedua kelompok kemudian diminta melakukan olahraga 20 menit untuk tiga kali dalam seminggu, selama enam minggu.

Pada akhir penelitian, partisipan mengalami peningkatan energi sebesar 20 persen.

Kedua kelompok melaporkan penurunan rasa lelah dan kelompok yang melakukan olahraga intensitas ringan mengalami penurunan rasa lelah yang lebih besar.

Jadi, kita sebetulnya tidak perlu olahraga keras jika ingin mendapatkan manfaat kesehatan.

Baca juga: Bangun Tidur Malah Merasa Lelah, Apa Sebabnya?

4. Perubahan berat badan dan metabolisme tubuh
Untuk menjaga berat badan tetap sehat, kamu harus membakar kalori setidaknya sama banyaknya dengan kalori yang masuk.

Namun, jika kamu kurang gerak dan hanya banyak berdiam, asupan kalorinya tetap sama namun kamu hanya membakar sedikit kalori.

Kondisi itu menyebabkan tubuhmu kelebihan kalori, yang pada akhirnya disimpan sebagai lemak.

Di samping itu, kurang gerak juga memengaruhi metabolisme tubuh. Metabolisme merupakan proses yang dilakukan tubuh untuk mengubah makanan menjadi energi.

Jika metabolisme tubuh lebih lambat, artinya kita membakar lebih sedikit kalori saat istirahat.

"Dalam jangka panjang, kondisi itu dapat menyebabkan diabetes, serangan jantung, stroke, dan penyakit lainnya," ungkap ahli fisiologi olahraga dari Universitas Columbia sekaligus anggota Dewan Penasihat Kesehatan & Kebugaran Peloton, Aimee Layton, PhD.

Baca juga: 6 Tanda Metabolisme Tubuh Bermasalah

5. Sering kehabisan napas
Ahli jantung bersertifikasi dan pemilik Corrielus Cardiology di Philadelphia, Sanul Corrielus, MD, FAAC mengungkapkan, jantung akan sehat jika memiliki aliran oksigen yang baik.

Ketika kita terlalu banyak duduk atau berbaring, pernapasan kita akan menjadi dangkal, yang akan menghabiskan suplai oksigen ke jantung.

Kondisi ini dapat berkontribusi terhadap penurunan kondisi jantung.

Jika sudah mengalaminya, kita akan mudah terengah-engah, bahkan ketika hanya bergerak sedikit saja, dan mengalami palpitasi.

"Ini dapat memicu penurunan fungsi jantung yang semakin memburuk," ujarnya.

Semakin seseorang banyak menghabiskan waktunya untuk tidak bergerak, semakin besar pula risiko kematian dan penyakit jantung yang dihadapinya.

Merujuk pada analisis data dari penelitian European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition (EPIC) Norfolk, setiap jam tambahan yang kita habiskan untuk duduk diam sambil menonton televisi, misalnya, akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Selain itu, orang yang duduk setidaknya 10 jam sehari memiliki risiko terkena serangan jantung yang lebih besar daripada mereka yang duduk di bawah lima jam sehari.

"Tanpa gerakan dan olahraga, kita mengalami peningkatan pada sistem saraf simpatis," kata Steinbaum.

Kondisi itu, lanjut dia, dapat meningkatkan hormon stres dan penanda inflamasi, yang pada akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Semakin bertambahnya usia, dibutuhkan waktu lebih lama untuk pulih dari kondisi tidak aktif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com