KOMPAS.com - Lemak selalu dianggap sebagai penyebab kelebihan berat badan dan memicu beragam penyakit kronis.
Karena itulah banyak pola diet yang menganjurkan untuk membatasi lemak dalam asupan harian, khususnya lemak jenuh alias lemak "jahat".
Pertanyaannya, haruskah kita benar-benar menghindari lemak? Adakah batasan aman mengonsumsi lemak per hari?
Mengenal lemak sehat dan lemak tidak sehat
Ternyata,tidak semua lemak memberikan dampak buruk bagi kesehatan kita.
Baca juga: 10 Kunci Kurangi Kadar Kolesterol Jahat Tanpa Obat-obatan
Lemak jenuh dan lemak trans memang kerap diklaim sebagai lemak yang tidak sehat. Tetapi, lemak tak jenuh merupakan lemak sehat.
Kendati demikian, memilah suatu makanan atau minuman yang memiliki kandungan lemak sebagai makanan "aman" atau "tidak aman" bukan perkara gampang.
Misalnya, buah alpukat mengandung lemak tak jenuh tunggal yang menyehatkan tubuh. Hanya saja, di dalam buah tersebut, juga terkandung sedikit lemak jenuh.
Tidak berarti alpukat dikategorikan sebagai makanan yang tidak sehat. Kita tetap dianjurkan untuk mengonsumsi alpukat dalam jumlah sedang.
Lemak trans dan lemak jenuh tidak sehat
Lemak trans adalah bentuk lemak tak jenuh yang dapat ditemukan di dalam daging dan produk susu.
Jika lemak trans adalah lemak tak jenuh, mengapa dinilai tidak menyehatkan?
Baca juga: Rajin Minum Jus Mengkudu Bisa Turunkan Berat Badan dan Kolesterol
Perlu diketahui, lemak trans terbuat dari proses yang disebut hidrogenasi untuk memperpanjang masa pakai lemak tersebut.
Proses ini rendah biaya, sehingga makanan yang mengandung lemak trans tidak cepat kedaluwarsa.
Selain terdapat dalam produk susu dan daging, lemak trans bisa dijumpai pada makanan olahan, serta makanan yang dimasak di restoran.