KOMPAS.com - Waktu kecil dulu, kita hanya mengenal susu sapi. Susu sapi inilah yang kita minum setiap hari, sebelum berangkat sekolah atau setelah bermain.
Namun saat ini, banyak alternatif susu lainnya, seperti susu kedelai dan susu kambing. Ada juga pelaku diet yang memilih susu oat dan susu almond.
Susu almond dianggap baik untuk individu yang berusaha menjaga berat badan dan mencari susu yang lebih sedikit kalori.
Sementara, susu oat disebut memiliki konsistensi yang lebih kental, serta lebih tinggi karbohidrat.
Baca juga: 10 Manfaat Susu Almond, Tak Hanya Lezat Rasanya
Pertanyaannya, di antara susu oat dan susu almond, mana yang lebih sehat?
Bahan
Pada dasarnya, susu oat dan susu almond sama-sama merupakan susu nabati (non-dairy milk) yang sudah dicampur air dan disaring, kata ahli diet terdaftar Alex Caspero, MA, RD.
Menurut Caspero, susu nabati tidak jauh berbeda dari jus, di mana nutrisi dari bahan-bahan nabati --baik oat, biji-bijian, atau almond-- diekstrak kemudian dijadikan susu.
Banyak susu oat dan susu almond di pasaran yang mengandung tambahan gula, dan diperkaya vitamin dan mineral, terutama kalsium dan vitamin D, kata dia.
Dengan demikian, susu nabati dan susu sapi sebanding dalam hal nutrisi. Itu sebabnya, Caspero sering menganjurkan kliennya untuk memilih opsi susu nabati yang diperkaya nutrisi.
Sebagian perusahaan pembuat susu nabati terkadang menggunakan pengemulsi seperti gum agar vitamin tersebar merata di seluruh cairan susu.
Studi menujukkan, beberapa gum bertindak sebagai prebiotik, yakni serat yang tidak dapat dicerna yang merupakan makanan bagi bakteri usus.
Namun, tingkat toleransi tubuh setiap orang untuk prebiotik ini berbeda-beda.
Ada beberapa individu yang sensitif terhadap gum tersebut, sehingga mengalami gangguan sistem pencernaan.
Bagi yang memiliki usus sensitif, Caspero menyarankan untuk memilih susu oat dan susu almond yang tidak diperkaya pengemulsi tersebut.