KOMPAS.com - Berbicara tentang kondisi kesehatan mental diri sendiri kepada orang lain bukanlah hal yang mudah dilakukan.
Apalagi mereka yang kesehatan mentalnya tidak baik-baik saja cenderung menutup diri dari orang-orang di sekitar.
Namun, survei Global Consumer Attitudes on Mental Well-being yang dilakukan YouGov dan TikTok mendapati temuan menarik.
Survei keduanya menemukan fakta bahwa 77 persen orang Indonesia mulai nyaman membicarakan kondisi kesehatan mentalnya.
Keberanian itu bisa dibilang positif karena orang di sekitar menjadi lebih aware dan tidak mendiskreditkan kondisi mereka.
Di samping itu, keterbukaan terhadap kesehatan mental diri sendiri juga membantu mereka untuk mendapat pertolongan yang tepat.
"Indonesia memiliki prevalensi orang dengan gangguan jiwa sekitar 1 dari 5 penduduk."
Demikian penjelasan Public Policy and Government Relations TikTok Indonesia, Faris Mufid, dalam Konferensi Pers "Peluncuran Survei Kesejahteraan Mental dan Pusat Kesehatan Digital TikTok", Rabu (12/10/2022).
Ia menambahkan, dari perbandingan tersebut dapat diketahui apabila sekitar 20 persen populasi di Indonesia memiliki potensi masalah gangguan jiwa.
Baca juga: Hari Kesehatan Mental Sedunia 2022, Sejarah dan Temanya Tahun Ini
Survei antara YouGov bersama TikTok untuk mengetahui pandangan orang Indonesia terhadap kesehatan mental dilakukan pada September 2022.
Keduanya menjaring 16.000 orang dewasa sebagai responden di 13 negara yang berbeda untuk survei ini.
Negara yang disurvei YouGov dan TikTok, seperti Afrika Selatan, AS, Australia, Inggris, Brasil, Singapuran Vietnam, termasuk Indonesia.
Hasil survei selama September tahun ini mendapati bahwa 77 persen orang Indonesia yang disurvei mulai nyaman bicara tentang kesehatan mental.
Dari belasan ribu responden yang terlibat dalam survei, 57 persen merasa nyaman bercerita kepada keluarga.
Sementara 52 persen lebih pewe curhat ke tenaga profesional dan 40 persen lainnya memilih bercerita ke teman dekat.