Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Brigitta Valencia Bellion
KOMPAS.com - Setiap harinya, manusia dihadapkan dengan pengambilan keputusan. Mulai dari keputusan kecil, seperti memilih makanan, hingga keputusan besar, seperti karier.
Terlebih, dalam dunia kerja, kita selalu dituntut untuk mengambil keputusan yang maksimal. Sebab, hal ini bisa memengaruhi performa kita nantinya. Sayangnya, kita sering dihadapkan dengan situasi yang tak pasti.
Itu sebabnya, Irfan Agia, Content Creator dan Consumer Psychology Practitioner, dalam siniar Obsesif bertajuk “Irfan Agia: Berpikir Jernih untuk Menavigasi Risiko” mengungkapkan pentingnya memiliki kemampuan menavigasi risiko.
Kemampuan ini penting dimiliki semua orang agar kita bisa beradaptasi dengan cepat dalam mengambil keputusan dengan relevan. Sebab, banyak peristiwa yang bisa terjadi di luar kuasa kita.
Sebelum mengambil keputusan, ada dua faktor yang sangat memengaruhi, yaitu internal dan eksternal. Internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri, misalnya hardskill, softskill, pengetahuan, dan cara pandang.
Kemudian eksternal adalah faktor yang berada di luar kontrol kita. Agia memberikan beberapa contoh, “Dinamika bisnis, dinamika industri, peraturan perusahaan dan bagaimana cara orang menilai kita.”
Untuk menghadapi dua faktor tersebut, Agia menjelaskan kita harus fokus pada faktor internal. Sebab, menurutnya, “Gue percaya success happen when preparation meet opportunity. Kita perlu fokus menyiapkan hal-hal yang berada dikendali kita aja.”
Baca juga: 5 Cara agar Hidup Bisa Konsisten
Pria ini pun melanjutkan, “Jadi, kalo ada kesempatan datang atau penawaran promosi, kita siapin duluan. Baru nanti kalo udah siap di take it.”
Sayangnya, kebanyakan orang berfokus pada faktor eksternal yang menyebabkan kurangnya rasa percaya diri saat mendapat penolakan atau kritik di tempat kerja. Padahal, kesuksesan tak hanya berasal dari eksternal saja.
“Ini tentunya akan mendistraksi kita dari hal yang harusnya kita utamakan, yaitu menggali potensi diri,” pungkas Agia.
Ia pun merekomendasikan untuk memperdalam pola pikir stoikisme. Alih-alih fokus pada hal yang mendistraksi, kita harus fokus pada hal yang bisa kita kontrol.
Misalnya, jika ingin memperoleh jenjang karier yang lebih baik, kita harus mempersiapkan bekal dan pengetahuan seputarnya. Agia pun menekankan, “The higher our knowledge about it, the lower risk that can come.”
Pria ini menambahkan, “Setiap aspek kehidupan, termasuk pekerjaan, pasti ada risikonya. Risiko itu makin besar terjadinya kalo kita gak punya pengetahuan untuk meminimalisirnya.”
Dalam meningkatkan kemampuan untuk menunjang karier, menurut Agia, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan.