Oleh: Rangga Septio Wardana dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Ketakutan adalah emosi yang normal dimiliki oleh manusia. Akan tetapi, jika perasaan tersebut timbul terlalu berlebihan, hal ini patut diwaspadai. Pasalnya, kondisi ini bisa menjadi tanda avoidant personality disorder atau fear of abandonment.
Melansir dari WebMD, avoidant personality disorder atau gangguan kepribadian menghindar adalah gangguan kepribadian yang membuat penderitanya kerap menghindari interaksi sosial dengan orang lain.
Informasi ini pun menjadi pembahasan utama siniar Anyaman Jiwa yang bekerja sama dengan Teman Bincang Indonesia dalam episode “Gangguan Kepribadian Menghindar - Avoidant Personality Disorder)”, yang dapat diakses melalui dik.si/AnyJiwAPD.
Melansir Verywell Mind, seseorang yang mengalami avoidant personality disorder kerap merasa malu, cemas, dan takut berlebihan terhadap penolakan orang lain.
Selain itu, pengidap gangguan kepribadian ini juga memiliki perasaan yang sangat sensitif untuk dinilai secara negatif. Alhasil, mereka akan sulit untuk menjalin hubungan yang dekat dengan orang lain.
Penyebab munculnya gangguan kepribadian ini pada dasarnya belum diketahui secara pasti. Namun, secara umum ada tiga faktor utama yang dapat menjadi pemicu avoidant personality disorder, yaitu faktor genetik, lingkungan sosial, dan psikologis.
Baca juga: Oversharing di Media Sosial, Apa Dampaknya?
Pada umumnya avoidant personality disorder dapat dikenali dari perkembangan anak-anak usia dini yang ditandai dengan sikap malu, isolasi, dan menghindari orang asing atau tempat baru.
Selain itu, gangguan kepribadian ini juga dapat dipicu oleh peristiwa traumatis seperti pernah mengalami pelecehan secara emosional, pernah mendapat penolakan atau ejekan dari lingkungan sosial, dan kurang kasih sayang dari orang tua.
Melansir Insider, konselor kesehatan mental Anthony Smith menjelaskan ada beberapa hal yang bisa menjadi pertanda seseorang mengalami gangguan kepribadian menghindar.
Pertama, selalu mengkritik diri sendiri karena memiliki pengalaman traumatis diabaikan direndahkan sejak kecil. Pengalaman tersebut akan berbekas hingga mereka tumbuh dewasa, sehingga memicu kecenderungan untuk menebak dan mengkritik diri sendiri.
Kedua, menghindari kedekatan emosional. Penderita avoidant personality disorder cenderung menarik diri dari situasi sosial. Namun, sebenarnya mereka juga sangat mendambakan memiliki hubungan yang dekat dengan orang lain.
Baca juga: Cara Ciptakan Batasan Diri agar Hidup Lebih Bahagia
Ketiga, kerap menolak peluang besar. Smith berpendapat banyak pengidap avoidant personality disorder yang memiliki selera humor dan kecerdasan yang luar biasa. Namun, mereka tidak dapat melihat kualitas tersebut karena dibayang-bayangi oleh perasaan rendah diri.
Dilansir dari Verywell Health, fear of abandonment merupakan kondisi yang terjadi akibat pengalaman buruk atau trauma di masa lalu. Pengidap kondisi ini dapat mengalami rasa takut luar biasa jika ditinggal pergi oleh orang terdekatnya.
Informasi ini juga dijelaskan dalam siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Takut Kehilangan atau Ditinggalkan (Fear Abandonment)”, yang dapat diakses melalui tautan dik.si/AnyJiwFear.