KOMPAS.com - Berkat kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) kini kita bisa memprediksi apakah kita beresiko terkena penyakit berat di masa depan, semudah memencet tombol di keyboard.
Salah satu cara memprediksi risiko penyakit seperti serangan jantung atau stroke adalah dengan mengukur abdominal aortic calcification (AAC).
Secara umum AAC adalah pengendapan kalsium atau kalsifikasi dalam jumlah besar di dinding pembuluh darah perut. Jika ditemukan kalsifikasi dapat diprediksi apakah seseorang beresiko terkena penyakit pembuluh darah, risiko jatuh dan tulang patah, serta demensia di usia lanjut.
Mesin pemindaian kepadatan tulang yang dipakai untuk mendeteksi osteoporosis sebenarnya juga dapat mendeteksi AAC.
Namun, pakar yang terlatih pun butuh waktu cukup lama (sekitar 5-15 menit) per gambar untuk menganalisis hasil pemindaian.
Baca juga: 5 Penyebab Demensia Sesuai Jenisnya, Tak Hanya Usia
Tim peneliti kedokteran dari Edith Cowan University berkolaborasi untuk mengembangkan software yang bisa menganalisa gambar pemindaian dengan sangat cepat, yaitu 60.000 gambar per hari.
Pengembangan software ini menggunakan algoritma yang dikombinasikan dengan model mesin pemindai kepadatan tulang.
Pengembangan software ini tentu menjadi kabar yang penting karena bisa meningkatkan efisiensi para ahli dalam menganalisis AAC dan tentu mencegah risiko terkena serangan jantung di kemudian hari.
Baca juga: Sering Tak Disadari, Ini Gejala Penyakit Jantung yang Perlu Diketahui
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.