KOMPAS.com - Slow living adalah gaya hidup lambat yang menekankan pada kedamaian dan kebahagian diri sebagai prioritas utama.
Praktik ini menjauhkan seseorang dari sikap ambisius untuk mencapai hal-hal tertentu termasuk soal kekayaan, karier dan percintaan.
Belakangan, slow living dianggap sebagai privilege yang hanya bisa dimiliki orang kaya.
Baca juga: Apakah Kita Dianugerahi Privilege? Begini Cara Mengetahuinya
Faktanya, pola hidup lambat seperti ini sebenarnya sudah ada sejak lama dengan bentuk yang bervariasi.
Slow living tidak selalu berkaitan dengan materi atau kekayaan semata.
Kita juga bisa menerapkan pola hidup ini tanpa harus berstatus sebagai miliarder dunia.
Dikutip dari Byrdie, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan.
Slow living bukan berarti kita tidak bekerja atau menyelesaikan sesuatu dalam hidup.
Sebaliknya, ini membuat kita tidak terburu-buru menjalani hidup sehingga mampu meluangkan waktu untuk menikmati dan menghargai setiap momen.
Baca juga: Gaya Hidup Slow Living
Dr. Jenelle Kim, pakar pengobatan China merekomendasikan untuk memasukkan aktivitas yang butuh lebih banyak perhatian ke dalam rutinitas sehari-hari seperti meditasi dan peregangan.
"Meluangkan waktu untuk memfokuskan pikiran Anda akan membantu Anda hidup lebih lambat dan tidak terganggu oleh tekanan hidup sehari-hari," katanya.
Baca juga: Jalan-jalan ke Alam Terbuka Ampuh Hilangkan Stres
Mindful eating menjadi salah satu aspek penting dari slow living.
Alih-alih memilih makanan cepat saji yang praktis, pilihlah makanan utuh, sehat, bergizi yang baik untuk diri kita dan lingkungan.
"Makan makanan organik alami yang ditanam di dekat rumah membantu mengurangi paparan racun dan dampak lingkungan Anda," kata Kim.
Baca juga: Cara Menerapkan Mindful Eating, Baik untuk Kesehatan Mental dan Fisik