KOMPAS.com - Keinginan resign sering kali muncul ketika merasakan suasana kantor yang sudah tidak nyaman lagi.
Misalnya karena beban kerja berlebihan, atasan yang tidak suportif maupun konflik dengan rekan kerja.
Baca juga: 7 Cara Elegan Menyikapi Atasan Toxic, Jangan Buru-buru Resign!
Apa pun pemicunya, sebaiknya jangan mengambil keputusan dalam kondisi emosional, khususnya berkaitan dengan masa depan karier kita.
Psikolog klinis dari layanan kesehatan mental, Amanasa Indonesia, Alsi Mega Marsha Tengker mengatakan ada tiga pertanyaan yang bisa dijadikan pertimbangan sebelum kita mantap resign.
Khususnya jika kita kerap merasakan emosi negatif di kantor sehingga keinginan mengundurkan diri tak terbendung.
Apa saja?
Pertimbangkan apakah kita membutuhkan tempat untuk berkembang tapi perusahaan saat ini belum bisa menunjangnya.
Baca juga: Profil Caca Tengker, Adik Nagita Slavina
"Mungkin kamu bisa cari organisasi atau perusahaan yang bisa membuamu merasa lebih berkembang" urai Marsha, yang kerap dipanggil Caca, dikutip dari akun Instagram @amanasa.id.
View this post on Instagram
Pekerjaan tidak hanya soal penghasilan namun juga kecintaan kita terhadap profesi tersebut.
Sebelum mantap resign, pahami lebih dulu apakah kita masih menyukai pekerjaan tersebut, terlepas suasana kantor saat ini.
Baca juga: 3 Cara Mencintai Pekerjaan
Buat daftar sejumlah hal yang menjadi alasan kita bertahan dengan pekerjaan tersebut selama ini.
Salah satunya hal mendesak seperti membutuhkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga atau ada cicilan yang perlu dibayar.
Keputusan resign yang emosional bisa membuat kita kehilangan sumber tersebut sehingga berdampak pada kesejahteraan.
Baca juga: 5 Alasan Resign Terbaik yang Bisa Disampaikan kepada Atasan
Apalagi jika kita belum memiliki rencana atau pekerjaan cadangan untuk menggantikan penghasilan tersebut
"Karena bagi beberapa orang untuk memutuskan dalam kondisi emosional yang lagi tidak stabil bisa jadi bkin keputusan yang kurang tepat," tambah psikolog yang juga adik Nagita Slavina ini.
Baca juga: 7 Tips Membuat Keputusan Tanpa Overthinking
Menurutnya, kondisi emosional membuat keadaan otak kita menjadi lebih sulit untuk merespon.
"Sehingga lebih enggak tahu lagi hatinya di mana," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.