KOMPAS.com - Tekanan darah rendah atau hipotensi merupakan kondisi yang ditandai jika tekanan darah seseorang di bawah batas normal dalam jangka panjang.
Seseorang dapat dikatakan memiliki hipotensi ketika diukur tekanan darahnya menunjukkan angka kurang dari 90/60 mmHg.
Kondisi ini dapat membuat penderitanya mengeluhkan gejala yang meliputi pusing, sakit kepala, sensasi ingin pingsan, kulit pucat, mual hingga muntah.
Jika mengalami gejala darah rendah yang terus berulang, sangat penting untuk mencari perawatan yang tepat tergantung penyebab yang mendasarinya.
Baca juga: Tips Ubah Gaya Hidup untuk Hadapi Tekanan Darah Rendah
Ada banyak faktor yang dapat memicu hipotensi. Salah satunya dapat dipicu oleh gaya hidup yang kita lakukan sehari-hari.
Berikut sejumlah gaya hidup yang perlu waspadai karena bisa menjadi penyebab darah rendah.
Pola makan atau diet tidak seimbang seperti kekurangan asam folat atau zat besi dapat menjadi penyebab darah rendah.
Pasalnya, kekurangan dua nutrisi tersebut bisa mengganggu produksi sel darah merah serta tingkat konsentrasi hemoglobin yang berujung pada anemia.
Sementara itu, anemia merupakan faktor yang berkontribusi pada tekanan darah yang tidak normal.
Kebiasaan untuk melupakan minum dapat menjadi faktor utama penyebab darah rendah.
Maka dari itu, pastikan kita mencukupi kebutuhan cairan tubuh dengan jumlah yang cukup untuk mencegah kondisi tersebut.
Lalu, apa hubungannya antara dehidrasi dan tekanan darah rendah?
Ketika tubuh tidak memiliki cukup air, maka jumlah darah dalam tubuh (volume darah) akan berkurang.
Kondisi tubuh yang kekurangan cairan itu dapat menyebabkan tekanan darah berada di bawah batas normal.
Saat kita mengonsumsi makanan dalam porsi besar, maka tubuh membutuhkan lebih banyak energi untuk mencernanya.