Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Laurentius Purbo Christianto
Dosen

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Menyelisik Kesehatan Mental dari Catur Murti R.M.P. Sosrokartono

Kompas.com - 02/09/2023, 07:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TEMA kesehatan mental adalah topik yang sering dibicarakan. Psikologi adalah salah satu ilmu yang dirujuk untuk memahami kesehatan mental manusia.

Sebagai ilmu yang berkembang di Amerika dan Eropa, cara psikologi memandang mental yang sehat akan didominasi oleh pemikiran “barat”.

Pemikiran “timur” sebenarnya juga menyediakan berbagai pandangan tentang kesehatan mental, salah satunya pemikiran dari tokoh-tokoh Nusantara.

Dari Indonesia sebenarnya ada beberapa spiritualis yang pandangan atau ajarannya dapat digunakan untuk menyelisik kesehatan mental manusia, salah satunya adalah Raden Mas Panji Sosrokartono.

Sosrokartono adalah guru bangsa. Ia adalah kakak kandung R.A. Kartini. Kompas.com (2/10/ 2022) menyebut beliau sebagai poliglot yang berprofesi sebagai wartawan.

Pemikiran-pemikiran beliau luar biasa, lintas topik, kental semangat nasionalisme, dan kemanusiaan. Banyak tulisan, skripsi, tesis, dan buku yang telah mengupas kehidupan serta ajaran beliau.

Salah satu ajaran Sosrokartono yang dapat digunakan untuk menyelisik kesehatan mental adalah ajaran catur murti. Catur murti secara etimologis berarti empat wujud.

Catur murti merujuk pada empat perwujudan diri, yaitu pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan.

Melalui empat hal tersebut kita akan merepresentasikan diri; Orang lain juga menilai diri kita dari empat hal tersebut.

Secara sederhana pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan kita akan menggambarkan siapa diri kita. Melalui keempat hal tersebut, kita juga dapat melihat seberapa sehat mental kita.

Ajaran catur murti menekankan bahwa seseorang harus berpikir benar, merasa dengan benar, berkata benar, dan berbuat benar. Hal ini adalah syarat untuk menjadi manusia yang “linuwih”, atau sempurna.

Sebagai manusia yang "linuwih" atau sempurna, pastinya manusia yang masuk kategori ini juga sehat mental.

Menurut tesis Maulana (2017), keempat murti/wujud tersebut disebut BENAR hanya jika didasari cinta kasih serta belas kasih kepada Tuhan dan sesama.

Manusia “linuwih” ala Sosrokartono akan terus mengarahkan diri kepada Tuhan Sang Maha Kuasa, yang mana pengejawantahannya ada pada sikap kasih dan cinta sesama manusia.

Memikirkan diri sendiri; hanya bisa merasakan apa yang dirasakan diri sendiri; berkata-kata hanya demi diri sendiri, serta bertindak semata-mata untuk diri sendiri tidak akan membuat kita menjadi manusia yang “linuwih”. Hal semacam ini malah indikator bahwa kita sedang tidak sehat secara psikologis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com