Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kualitas Udara Jakarta Buruk, Kasus Penyakit Pernapasan Naik 34 Persen

Kompas.com - 26/09/2023, 15:41 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com -  Kualitas udara Jakarta yang buruk selama Juni-Agustus 2023 memicu peningkatan kasus penyakit pernapasan sebesar 34 persen.

Hal ini khususnya terjadi saat kenaikan polusi PM2.5 sebesar 10 μg/m3, berdasarkan studi Nafas, platform digital pemantau kualitas udara, dengan penyedia layanan kesehatan digital, Halodoc.

Tak hanya di pusat kota, tren serupa juga terjadi di wilayah Jabodetabek.

Baca juga: Polemik Polusi Udara Jakarta dari Masa ke Masa

Saat polusi meningkat, persentase keluhan penyakit pernapasan di setiap kecamatan di Jabodetabek juga naik hingga 41 persen.

Diketahui pula jika semakin sering kejadian polusi tinggi PM2.5 di atas 55 μg/m³) maka ada potensi semakin tinggi risiko terjadinya keluhan penyakit pernapasan dalam kurun waktu 12 jam.

"Melalui laporan studi ini, masyarakat dapat lebih memahami risiko kesehatan akibat polusi udara yang dampaknya dirasakan mulai dari jangka pendek, tidak hanya jangka panjang
saja," terang Piotr Jakubowski, Co-founder & Chief Growth Officer Nafas, dalam webinar hari ini.

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat ISPA pada Anak

Keluhan sinusitis dan asma menjadi mengalami kemunculan kasus tercepat yakni 3 - 48 jam sedangkan asma dan bronkitis menjadi peningkatan kasus tertinggi hingga lima kali lipat.

Peningkatan kasus penyakit pernapasan tertinggi terjadi pada kelompok sensitif yakni 48 persen di kelompok usia di atas 55 tahun dan disusul 32 persen di kelompok usia 0-17 tahun.

Data ini didapatkan lewat studi terbatas, menggabungkan informasi Nafas terkait persebaran lokasi sensor di 73 kecamatan di Jabodetabek dan informasi Halodoc pada Juni-Agustus 2023.

Baca juga: Polusi Udara Picu Kekambuhan Asma

Laporan terkait dampak PM2.5 terhadap kondisi kesehatan ini disusun dengan metode statistik deskriptif analisis, mengaitkan tingkat polusi dengan jumlah telekonsultasi terkait penyakit pernapasan di aplikasi Halodoc di Jabodetabek.

Berdasarkan studi ini, Chief of Medical Halodoc, dr. Irwan Heriyanto, MARS, mengingatkan publik untuk lebih sigap melindungi kesehatan diri dan keluarga dari polusi udara.

Ilustrasi polusi udara.Shutterstock/Skynavin Ilustrasi polusi udara.
Langkah preventif disarankan ditingkatkan, dengan menggunakan masker, menghindari keluar rumah dan konsumsi vitamin maupun olahraga rutin.

Melakukan pemantauan kualitas udara secara berkala juga dianjurkan, khususnya jika kita masih harus banyak berkegiatan di luar ruangan.

Baca juga: 6 Tips Menjaga Kesehatan Anak Saat Kualitas Udara Jakarta Memburuk

"Deteksi gejala awal gangguan pernapasan pada anak dan segera konsultasikan kepada dokter untuk penanganan terbaik," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com