Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/09/2023, 19:10 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Health

KOMPAS.com - Jantung berfungsi memompa darah untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi ke organ-organ lain dalam tubuh.

Maka, ketika terjadi kegagalan, jantung tidak dapat memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh secara efektif, dan menyebabkan gejala-gejala seperti sesak napas, kelelahan, hingga pembengkakan pada kaki.

Namun setiap orang dapat mengalami gejala yang sedikit berbeda.

Beberapa orang mungkin memiliki gejala yang sangat ringan atau tidak memiliki gejala sama sekali, sementara yang lain memiliki gejala gagal jantung yang parah yang terjadi bahkan ketika sedang beristirahat.

Mengetahui tanda-tanda yang harus dicari dapat membantu kita memahami kapan harus mencari perawatan medis.

Baca juga: Gagal Jantung, Penyebab dan Gejala yang Harus Diketahui

Gejala gagal jantung kongestif

Kongesti adalah istilah untuk menggambarkan kelebihan cairan di dalam jantung, yang juga dikenal sebagai gagal jantung kongestif (CHF).

Ketika jantung mulai gagal, tekanan yang meningkat dalam bilik jantung menyebabkan cadangan aliran darah dan menyulitkan jantung untuk memompa darah seefektif saat jantung berfungsi secara normal.

Selama gagal jantung, tubuh kita menumpuk lebih banyak cairan daripada yang dibutuhkannya dan memaksa ginjal untuk menahan air.

Retensi air yang berlebihan juga dapat menyebabkan penimbunan cairan di organ lain, seperti paru-paru. Akibatnya, kita mungkin mengalami gejala-gejala kongesti berikut ini:

  • Sesak napas yang sering memburuk saat berbaring
  • Batuk
  • Mengi
  • Penambahan berat badan karena retensi cairan
  • Nyeri perut
  • Kesulitan melakukan aktivitas fisik atau merasa lebih lelah dari biasanya setelah berolahraga
  • Pembengkakan pada tungkai dan kaki

Jika kita mengalami gejala-gejala di atas, penting untuk melakukan pemeriksaan ke dokter.

Selama janji temu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dengan mencari tanda-tanda gagal jantung kongestif lainnya, seperti:

  • Distensi vena jugularis (JVD), yang menyebabkan pembengkakan pada pembuluh darah vena di sisi kanan leher
  • Edema pitting, sejenis pembengkakan yang meninggalkan lekukan atau "lubang" saat kita menekan kulit
  • Crackles, suara yang dihasilkan paru-paru saat ada cairan di dalamnya

Baca juga: Minum Air Putih untuk Kurangi Risiko Gagal Jantung, Sudah Tahu?

Gejala curah jantung rendah

Curah jantung yang rendah terjadi ketika jantung tidak menyediakan aliran darah yang cukup ke seluruh organ tubuh.

Jantung kita cenderung jatuh ke dalam kondisi curah yang rendah pada tahap akhir gagal jantung. Selama keadaan ini, kita mungkin mengalami gejala seperti:

  • Pusing
  • Kulit dingin dan pucat
  • Nyeri dada
  • Mual atau muntah
  • Kehilangan nafsu makan atau merasa kenyang segera setelah makan
  • Kelelahan
  • Penurunan berat badan yang tidak disengaja

Sebaiknya temui dokter jika kita mengalami gejala-gejala di atas. Selama pemeriksaan fisik, dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik dan melakukan tes laboratorium yang menunjukkan tanda-tanda lain dari produksi yang rendah, yang meliputi:

  • Denyut nadi yang lemah
  • Peningkatan enzim hati, yang dapat menyebabkan peradangan pada hati
  • Disfungsi atau kegagalan ginjal
  • Denyut jantung yang tinggi
  • Tekanan darah rendah

Baca juga: Tidur Nyenyak Terpenuhi, Risiko Gagal Jantung Terkikis

Tanda-tanda lain gagal jantung

Kita mungkin mengalami gejala gagal jantung lainnya yang tidak secara langsung berhubungan dengan atau disebabkan oleh kemacetan, atau output jantung yang rendah, termasuk:

  • Jantung berdebar-debar
  • Pingsan
  • Denyut jantung meningkat
  • Kebingungan mental, sering kali disebabkan oleh rendahnya natrium dalam darah

Cara mudah untuk mengingat tanda-tanda peringatan gagal jantung adalah dengan menggunakan singkatan FACES, yang merupakan singkatan dari:

  • Kelelahan (Fatigue)
  • Keterbatasan aktivitas (Activity limitation)
  • Kemacetan (Congestion)
  • Pembengkakan (Edema)
  • Sesak napas (Shortness of breath)

Sangatlah penting untuk tidak pernah mengabaikan gejala gagal jantung, karena gagal jantung dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti detak jantung yang tidak teratur dan kematian.

Apabila kita memiliki diagnosis gagal jantung yang sudah ada sebelumnya dan mengalami gejala yang memburuk, segeralah menghubungi dokter untuk evaluasi lain.

Kadang-kadang, mengubah dosis obat juga dapat membantu memperbaiki gejala, tetapi sangat penting untuk mengetahui mengapa gagal jantung bisa memburuk dan menyingkirkan komplikasi seperti serangan jantung.

Baca juga: Mengenal Istilah Gagal Jantung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com