Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/10/2023, 15:21 WIB
Putri Aulia,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Semua orang bisa mendapatkan manfaat dari makan sehat. Namun, setelah stroke, mengubah pola makan menjadi lebih sehat dapat membantu proses pemulihan dan mengurangi risiko terjadinya stroke kembali.

Mengadopsi makanan sehat dapat membantu mengendalikan tekanan darah dan menurunkan kadar kolesterol, yang pada akhirnya dapat mengurangi risiko kembali mengalami stroke.

Menurut Julia Zumpano, seorang ahli diet, makanan yang kita konsumsi dapat berdampak pada seluruh tubuh.

Memilih makanan sehat dapat membantu untuk mengelola tekanan darah, menurunkan kolesterol, mengurangi kemungkinan terkena diabetes tipe 2, hingga mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat.

Untuk itu, penting untuk selalu membuat pilihan makanan terbaik yang mendukung kesehatan seluruh tubuh kita.

Berikut pilihan makanan sehat yang direkomendasikan untuk seseorang yang pernah mengalami stroke.

Baca juga: Ketahui, Berbagai Gaya Hidup yang Meningkatkan Risiko Stroke

Kurangi garam

Terlalu banyak natrium dalam makanan bisa membuat tubuh menyimpan cairan, yang meningkatkan tekanan darah dan risiko stroke.

Julia Zumpano menyarankan diet rendah natrium dengan batasan di bawah 2.400 mg per hari, bahkan mungkin 2.000 mg setelah stroke.

Caranya, hindari makanan olahan yang kaya natrium dan waspadai sumber garam tersembunyi seperti garam bawang putih, garam bawang merah, dan pengempuk daging, serta bumbu berbasis natrium tinggi seperti saus salad, kecap asin, dan saus teriyaki.

Namun, Zumpano menekankan mengurangi garam tidak perlu membuat makanan kita kehilangan rasa.

Kita bisa mencoba berbagai jenis bumbu dan rempah-rempah tanpa tambahan garam untuk memberikan sentuhan cita rasa tambahan pada masakan kita tanpa harus menggunakan garam berlebihan.

Kurangi makanan olahan

Untuk menjaga kesehatan jantung dan mengurangi risiko stroke, penting untuk tidak hanya membatasi garam dalam pola makan kita.

Kita juga perlu memperhatikan lemak trans dan lemak jenuh yang terkait dengan peningkatan kadar kolesterol dan risiko penyakit jantung.

Kolesterol adalah zat berlemak mirip lilin yang diproduksi oleh tubuh dan ada dalam produk hewani. Meskipun kolesterol dibutuhkan untuk fungsi sel tubuh, kadar kolesterol yang tinggi dalam darah dapat meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung.

Julia Zumpano menyarankan kita untuk memperhatikan asupan lemak tak sehat dalam makanan kita.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com