Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/10/2023, 15:21 WIB
Putri Aulia,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Salah satu cara terbaik untuk melakukannya adalah menghindari makanan ultra-proses yang telah dimodifikasi untuk mengandung banyak lemak, pati, gula, dan minyak terhidrogenasi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kadar kolesterol, tekanan darah, dan risiko stroke.

Ini termasuk makanan seperti:

  • Daging olahan seperti hot dog, salami, pepperoni, dan bologna.
  • Karbohidrat sederhana/olahan, seperti roti putih, biskuit, makanan ringan asin, dan makanan yang dipanggang.
  • Makanan dan minuman manis, seperti makanan penutup, permen, dan soda.
  • Makanan yang digoreng, seperti stik mozzarella, jari-jari ayam, udang berondong jagung, dll.
  • Makanan cepat saji dan makanan siap saji, seperti sup kalengan, makan malam beku.

Baca juga: Gaya Hidup Sehat untuk Kurangi Risiko Stroke, Apa Saja?

Julia Zumpano menyarankan untuk menggantikan makanan-makanan tersebut dengan makanan utuh, seperti:

  • Buah.
  • Sayuran.
  • Unggas.
  • Protein tanpa lemak.
  • Ikan (terutama ikan berminyak, seperti salmon, tuna, herring, atau makarel).
  • Biji-bijian utuh (seperti gandum, barley, beras merah atau beras liar).
  • Polong-polongan (seperti kacang-kacangan dan kacang polong).
  • Kacang-kacangan dan biji-bijian.

Pilih makanan berserat tinggi

Sebagai bagian dari pola makan sehat untuk jantung, serat dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dan, dengan demikian, mengurangi risiko penyakit kardiovaskular secara keseluruhan.

Serat makanan adalah bagian dari tumbuhan yang tidak dapat dicerna oleh tubuh kita. Ketika berjalan melalui sistem pencernaan, serat memengaruhi cara tubuh mengolah makanan dan menyerap nutrisi.

Julia Zumpano menjelaskan, "Serat larut mengikat dengan empedu di usus, membantu menghilangkannya. Karena empedu mengandung kolesterol, banyak serat larut bisa menurunkan kadar kolesterol."

Makanan yang mengandung serat larut bisa ditemukan dalam sumber seperti gandum, kacang-kacangan, umbi-umbian, apel, pir, jeruk, chia, biji rami, dan sekam psyllium.

Tak hanya memengaruhi kadar kolesterol dan risiko stroke, makanan tersebut dapat mengontrol gula darah dan membantu mengelola berat badan, serta membuat kita merasa kenyang lebih lama untuk menghindari makan berlebihan.

Belajarlah membaca label

Meskipun label pada kemasan makanan sering mengklaim bahwa produk tersebut "sehat" atau memiliki "kandungan sodium rendah," ini tidak selalu berarti makanan tersebut bermanfaat untuk kita.

Julia Zumpano menyarankan kita untuk membandingkan informasi yang tertera pada label. Ini dapat membuat kita lebih memahami perbedaan antara produk makanan yang tinggi dan rendah natrium.

Baca juga: Stroke Juga Bisa Terjadi di Usia Muda, Bagaimana Mencegahnya?

Lakukan persiapan makanan

Idealnya, kita seharusnya memiliki waktu untuk menyiapkan semua makanan dengan menggunakan bahan-bahan segar dan sehat. Tapi hal ini mungkin tidak selalu bisa kita lakukan.

Namun kita tetap bisa memilih makanan yang lebih baik tanpa harus menghabiskan banyak waktu di dapur.

Kita bisa menyiapkan beberapa hidangan utama di akhir pekan atau saat waktu luang, kemudian menyimpannya di lemari es atau freezer untuk digunakan saat kita memiliki sedikit waktu.

Julia Zumpano merekomendasikan mengidentifikasi setidaknya empat hidangan yang dapat disiapkan dengan cepat dan mudah, serta menyimpan semua bahan yang diperlukan sehingga kita bisa dengan mudah menyiapkannya.

Sediakan beberapa makanan beku dan makanan siap saji di dalam lemari es atau freezer dan pastikan kita memiliki opsi makanan beku yang sehat.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com