Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biduran karena Sinar Matahari? Ini yang Perlu Kamu Tahu

Kompas.com - 21/11/2023, 13:00 WIB
Putri Aulia,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ternyata, tubuh kita dapat memiliki reaksi alergi terhadap sinar matahari, yang dikenal sebagai biduran surya atau biduran matahari.

Matahari memberikan kita cahaya dan kehidupan, tetapi kita juga telah diberi peringatan tentang potensi bahaya sinar ultraviolet (UV).

Meskipun kita umumnya mengetahui paparan sinar UV dapat meningkatkan risiko kanker kulit, ada efek samping lain yang jarang terjadi, yaitu biduran matahari atau rasa gatal yang disebabkan oleh sinar matahari.

Anthony Rossi, seorang asisten dokter di Memorial Sloan Kettering Cancer Center di New York City, menyebut biduran surya adalah jenis gatal-gatal yang langka, terjadi ketika kita terpapar sinar ultraviolet, baik yang berasal dari matahari atau sumber buatan.

Meskipun gatal-gatal adalah gejala umum, lepuh merah akibat biduran surya tidak begitu lazim.

Baca juga: 8 Jenis Biduran Berdasar Penyebabnya, Jangan Keliru

Apa sebenarnya biduran matahari?

Anggaplah biduran matahari sebagai respons alergi terhadap sinar ultraviolet (UV). Kondisi ini akan muncul setiap kali kulit terpapar sinar UV dengan panjang gelombang tertentu.

Namun, biduran matahari termasuk dalam kasus yang jarang terjadi, melibatkan kurang dari 1 persen dari semua individu yang mengalami gatal-gatal.

Meskipun umumnya muncul pada usia 30an, kondisi ini bisa timbul mulai dari bayi hingga lanjut usia, dengan lebih banyak menyerang wanita daripada pria.

Sekitar 15 persen dari kasus ini dapat sembuh dengan sendirinya dalam lima tahun, dan 25 persen dapat sembuh setelah sepuluh tahun.

Baca juga: Kenali Tanda-tanda Tubuh Kena Biduran dan Cara Mengobatinya

Gejala utama biduran matahari adalah munculnya gatal-gatal pada area kulit yang terpapar sinar UV.

Meskipun wajah dan bagian atas tangan mungkin terhindar karena sudah terbiasa dengan sinar matahari, lepuh merah muda yang berbentuk melingkar dapat muncul dan terasa seperti bergerak di sekitar tubuh.

Dr. Heather Holahan, seorang asisten profesor dermatologi, menjelaskan bahwa gatal-gatal dapat terasa seperti terbakar dan menyengat, muncul dengan cepat sekitar 10 hingga 15 menit setelah terpapar.

Meski gejalanya biasanya hilang dalam satu hingga dua jam, namun dapat bertahan hingga 24 jam.

Untungnya, gejala ini tidak meninggalkan bekas atau luka permanen. Namun, perlu diperhatikan bahwa meskipun gejala biduran matahari umumnya ringan, reaksi dapat menjadi ekstrem.

Anthony Rossi, seorang asisten dokter di Memorial Sloan Kettering Cancer Center di New York City, mengatakan memperingatkan bahwa bisa terjadi reaksi parah seperti pingsan, bronkospasme, dan bahkan anafilaksis, yang merupakan kondisi serius yang dapat mengancam nyawa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com