Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sahata dan Ridwan, Penyandang Disabilitas yang Tekuni Dunia Olahraga

Kompas.com - 03/05/2024, 07:14 WIB
Via Furgativa Gumilar ,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Salah satu resident Yayasan Wisma Cheshire, Sahata membagikan kisahnya setelah berhasil bangkit dari keterpurukannya.

Akibat sebuah kecelakaan, Sahata terpaksa merelakan salah satu kakinya diamputasi.

Adapun Yayasan Wisma Cheshire didirikan untuk membantu para penyandang disabilitas membangun kembali semangatnya dengan memberikan berbagai jenis pelatihan.

“Pada awalnya saya enggak tahu tentang disabilitas, namun setelah masuk yayasan kemampuan yang saya miliki semaki berkembang,” ujar Sahata kepada Kompas.com di Ascott Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (30/04/2024).

Baca juga:

Setelah menjalani hari-harinya mengikuti sejumlah pelatihan, ia merasa menjadi penyandang disabilitas ternyata tidak seburuk yang ada dipikirannya. 

Apalagi, Sahata banyak bertemu dengan teman seperjuangan yang membuatnya semakin semangat.

“Saya pikir saya yang paling buruk, namun melihat keadaan teman-teman yang lebih parah dan masih bisa bahagia membuat saya semakin semangat untuk berkarya,” lanjutnya.

Kini, Sahata bahkan sudah bisa mengikuti sepak bola amputi dan menjadi atlet yang pernah bertanding di Piala Dunia di Istanbul, Turki.

Ia berharap karier sepak bolanya bisa terus maju dan menargetkan untuk bertanding di Piala Asia.

Manager Project Yayasan Wisma Cheshire  Fendo. P. Saragih (tengah) menjelaskan latar belakang yayasan di sela acara di Ascott Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (30/04/2024)KOMPAS.com/ Via Furgativa Gumilar Manager Project Yayasan Wisma Cheshire Fendo. P. Saragih (tengah) menjelaskan latar belakang yayasan di sela acara di Ascott Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (30/04/2024)

Selain Sahata, ada pula Ridwan yang meskipun menggunakan kursi roda tetapi punya semangat besar untuk berkarya.

Sampainya di yayasan, Ridwan mempelajari banyak hal yang sebelumnya belum pernah dijajalnya, termasuk mengikuti kegiatan wheelchair basketball atau basket dengan kursi roda.

“Awalnya saya kira saya enggak bisa apa-apa karena harus di kursi roda,” ucap laki-laki asal Medan itu.

Baca juga:

Sebagai perantau, awalnya keputusan pergi ke Jakarta ditentang oleh orangtua Ridwan karena tidak ada keluarga yang dapat disinggahi.

Namun, dirinya tetap pergi karena tidak mau terus bergantung dengan orangtua.

“Tapi saya bilang sama orangtua, saya harus pergi agar bisa mandiri dan tidak bergantung sama orangtua,” lanjutnya.

Sampai akhirnya, Ridwan berhasil menjadi atlet bakset, yang pada  2022 mengikuti seleksi di Solo untuk Asian Para Games, kemudian lolos di Malaysia dan Kamboja.

@kompas.lifestyle Kamis (26/04/2024) kemarin, mimin berkesempatan datang untuk meliput karya dari berbagai desainer tanah air di acara Kelana Wastra Fashion Fest 2024. Penasaran gak sih gimana rasanya liputan fashion show, tonton video ini sampai habis ya! Kreatif : Via Furgativa Gumilar Produser : Nabilla Tashandra #fashionshow #wastrakelana #fashionindonesia ? love maybe nightcore - kpop speed up songs
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com