Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Selain Merusak Kulit, Vape Juga Bikin Bibir Kering

Kompas.com - 06/06/2024, 15:15 WIB
Nazla Ufaira Sabri,
Wisnubrata

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Vaping atau penggunaan rokok elektronik semakin populer di kalangan masyarakat.

Namun, di balik popularitasnya, ada sejumlah dampak negatif yang perlu diperhatikan. Salah satu masalah yang sering terjadi oleh pengguna vape adalah bibir kering.

Mengapa hal ini terjadi? Berikut penjelasan dari ahli.

Bahan dalam cairan vape dan efeknya pada bibir

Menurut Dr. Arini Astasari Widodo, SM, SpDVE, propilen glikol dan gliserin, dua bahan utama dalam cairan vape, adalah humektan yang dapat menarik kelembapan dari lingkungan.

Saat dihirup, bahan-bahan ini dapat mengurangi kelembapan di mulut dan sekitar bibir.

Akibatnya, bibir menjadi kering dan lebih rentan terhadap pecah-pecah.

"Propilen glikol dan gliserin dapat mengeringkan bibir karena sifat higroskopisnya yang menarik kelembapan dari kulit," jelas Dr. Arini saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (04/06/2024).

Baca juga: Apa Vape Memicu Penuaan Dini pada Kulit?

Lebih lanjut, nikotin dalam cairan vape menyebabkan vasokonstriksi, atau penyempitan pembuluh darah, yang mengurangi aliran darah ke jaringan sekitar mulut dan bibir.

Penurunan aliran darah ini dapat mengurangi suplai nutrisi dan oksigen ke bibir, memperlambat proses penyembuhan alami, dan menyebabkan bibir menjadi kering serta pecah-pecah.

"Nikotin menghambat aliran darah, yang membuat bibir lebih rentan terhadap kekeringan dan kerusakan," tambah Dr. Arini.

Selain itu, bahan kimia dalam uap vape dapat memicu respons peradangan atau reaksi alergi pada beberapa individu.

Peradangan kronis ini dapat merusak lapisan pelindung alami kulit bibir, menyebabkan bibir lebih rentan terhadap kerusakan dan pecah-pecah.

Beberapa perasa dan aditif dalam cairan vape juga bisa memicu reaksi alergi yang memperburuk kondisi bibir.

"Beberapa bahan kimia dalam vape bisa menyebabkan reaksi alergi dan peradangan yang merusak kulit bibir," ujar Dr. Arini.

Baca juga: Apa Efek Samping Vape terhadap Kulit?

Studi ilmiah yang mendukung temuan ini

Penelitian oleh Lee, C. H., et al. (2019) menemukan bahwa vapor rokok elektronik yang mengandung propilen glikol (PG) dan gliserin (VG) mengganggu fungsi barrier kulit, yang dibuktikan dengan peningkatan Trans-Epidermal Water Loss (TEWL).

Temuan ini menunjukkan bahwa mekanisme serupa dapat menyebabkan kekeringan dan iritasi pada kulit bibir yang halus.

Studi tentang dermatitis kontak oleh Czarnota, J., et al. (2021), dan Saint-Germain, L., et al. (2020), menekankan sifat iritan dari PG yang dapat meluas ke permukaan mukosa bibir, menyebabkan kekeringan dan dermatitis.

"Penelitian menunjukkan bahwa PG dapat menyebabkan iritasi kulit dan bibir, yang memicu kekeringan dan kerusakan," terang Dr. Arini.

Baca juga: Riset Ungkap Vape Bisa Membahayakan Kulit

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com