Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Ekspresi Emosi Anak yang Tepat Menghasilkan Mental Sehat

Kompas.com - 14/06/2024, 08:34 WIB
Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Aisha Pramadita Kartohadiprodjo, Shelma Anggerahma, Thasya Brilliane Anggitha, dan Denrich Suryadi, M.Psi.,Psikolog*

Kalau aku nangis, nanti aku dibully.”
Katanya aku udah gede jadi enggak boleh nangis.”
Aku enggak ada teman karena semua bilang aku cengeng.”

KALIMAT ini sering sekali didengar oleh kita karena banyak masyarakat yang belum memahami dampak mengucapkan kalimat tersebut.

Kita merasa senang atau sedih tergantung pada bagaimana peristiwa memengaruhi kemungkinan kita memperoleh hal-hal yang kita inginkan dalam hidup.

Pada buku "The Science of Psychology: An Appreciative View, King (2008)" berargumen emosi kita kompleks dan memberi tahu kita apa yang benar-benar penting bagi kita.

Meskipun wajah, pikiran, dan tubuh memainkan peran penting dalam emosi, psikolog memperdebatkan bagian mana yang paling penting dan bagaimana mereka bergabung untuk menghasilkan emosi.

Emosi adalah perasaan, atau afek, yang dapat melibatkan gairah fisiologis (seperti detak jantung yang cepat), pengalaman sadar (seperti berpikir tentang jatuh cinta pada seseorang), dan ekspresi perilaku (seperti senyuman).

Menurut Papalia dalam buku "Human Development: Eleventh Edition, Papalia, Olds, dan Feldman (2018)" menekankan betapa pentingnya emosi, baik positif maupun negatif, dalam kehidupan sehari-hari manusia.

Mereka membahas bagaimana emosi memengaruhi pengambilan keputusan, interaksi sosial, dan pembentukan identitas seseorang.

Pendekatan Papalia terhadap emosi menekankan betapa kompleks dan dalamnya pengalaman emosional manusia seiring dengan perkembangan mereka sepanjang siklus kehidupan.

Ekspresi emosi merupakan bagian penting dari perkembangan anak. Bagaimana anak mengelola dan mengekspresikan emosi dapat berdampak besar pada kesejahteraan mental mereka.

Selama proses tumbuh kembang, anak-anak perlu memahami dan belajar bagaimana mengelola emosi dengan tepat.

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mampu mengenali, mengelola, dan mengekspresikan emosi dengan baik cenderung memiliki kesejahteraan mental lebih baik.

Oleh karena itu, penting bagi orangtua dan pengasuh untuk mengetahui bagaimana membantu anak-anak mereka mengenali, mengelola, dan mengekspresikan emosi mereka dengan tepat.

Lalu, bagaimana cara membantu anak mengelola ekspresi emosi dengan tepat? Mari simak kalimat berikut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com