KOMPAS.com - Setiap orangtua pasti menginginkan yang terbaik bagi anaknya, termasuk memberikan pola asuh yang ideal.
Sayangnya, kesulitan ekonomi kerap menjadi hambatan dalam mewujudkan hal tersebut.
Menurut Psikolog Klinis Olphi Disya Arinda, M.Psi., Psikolog, kesulitan ekonomi dapat menjadi salah satu faktor tidak langsung yang menyebabkan trauma pada anak.
Baca juga: Kesulitan Ekonomi Bisa Berakibat Ibu Kesulitan Memberikan Pola Asuh yang Optimal
"Kondisi finansial keluarga menjadi salah satu faktor tidak langsung ya. Tidak berarti semua anaknya memiliki adverse childhood experience (trauma masa kecil), itu sudah pasti kondisi finansial sulit, enggak," ujarnya ketika diwawancarai Kompas.com, belum lama ini.
Trauma masa kecil atau Adverse Childhood Experiences (ACE), yaitu pengalaman-pengalaman negatif atau penuh luka di masa kecil yang dapat berdampak jangka panjang pada perkembangan mental dan emosional seseorang.
Kemiskinan bukan penyebab langsung trauma, tetapi tekanan ekonomi sering kali memicu situasi-situasi lain yang tergolong dalam ACE, seperti kekerasan fisik, emosional, atau seksual.
"Kondisi finansial itu menjadi faktor itu tadi akan adanya abuse secara fisik, emosional, dan seksual. Nah ini termasuk ke dalam 10 jenis ACE," jelas Disya.
Kesulitan ekonomi kerap kali menyebabkan tekanan mental yang membuat seseorang suami melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) pada istrinya.
"Bayangkan anak tidak terkena KDRT, tapi dia menyaksikan ibunya terkena KDRT," tutur Disya.
Anak yang menyaksikan kekerasan terhadap ibunya, meski tidak menjadi korban langsung, ia tetap mengalami dampak traumatis.
Kesulitan ekonomi juga dapat memicu permasalahan lain, seperti kecanduan judi online atau keterlibatan dalam kasus kriminal.
Ketika orangtua terjerat masalah hukum, anak yang menyaksikan orangtuanya masuk penjara akan menghadapi beban psikologis yang berat.
"Menyaksikan orangtuanya masuk ke penjara itu menyebabkan ," ungkap Disya.
Baca juga: Anak Menyaksikan KDRT di Rumah, Waspadai Dampaknya
Dalam kondisi kesulitan ekonomi, anak sering kali mengalami pengabaian, baik secara fisik maupun emosional karena waktu orangtuanya dihabiskan untuk mencari nafkah.
"Kalau fokusnya ke finansial, kemungkinan besar anaknya ini akan mengalami yang namanya pengabaian," tutur Disya.