Jangan Samakan Sneaker Original dengan Versi "UA" atau "Godkiller"

JAKARTA, KOMPAS.com - Seiring dengan tumbuhnya tren sneaker, aksi pemalsuan pun kian merajalela. Sneaker-sneaker edisi terbatas menjadi salah satu sasaran empuk pemalsu.

Hal itu dilakukan, selain untuk meraup untung, juga memuaskan ‘dahaga’ orang yang ingin memiliki sneaker kekinian, namun dengan harga murah.

Nah, belakangan ini muncul istilah Unauthorized Authentic (UA) dan Godkiller. Lalu, apa sebenarnya dua jenis sneaker tersebut?

Content creator sneaker Aditya Anugrah atau akrab disapa Adityalogy ini memastikan keduanya adalah fake alias palsu.

Aditya menjelaskan, kemunculan UA dan Godkiller tak lepas dari pabrik sneaker yang sebagian berasal di China. 

“Ada pabrik nakal di sana. Mereka yang sudah tahu membuat sneaker A-B-C-D, lalu ditiru."

"Tapi ada perbedaan dari original, di mana sneaker tiruan itu tidak melewati proses quality control (QC),” kata Aditya kepada Kompas.com.

Padahal, proses QC merupakan bagian penting untuk setiap produk.

Dalam proses tersebut, label memastikan bahwa semua barang laik pakai—tidak ada kesalahan penjahitan, bahan, hingga proses finishing sempurna.

Sementara UA atau pun Godkiller tidak melewati QC, sehingga hasil akhir pun tak laik, seperti sol cepat haus, jahitan kurang rapi, hingga mudah rusak.

Namun perlu dicatat, dibandingkan UA, kualitas sneaker Godkiller boleh dibilang hampir ‘mirip’. Bahkan membedakan dengan kasat mata sangat sulit.

Adit mencontohkan sneaker Yeezy 350 Godkiller yang sangat sulit dibedakan dengan yang asli.

“Kelihatannya itu harus pakai sinar ultraviolet, baru kelihatan jahitannya enggak benar. Kadang juga harus di samping-sampingkan sama yang asli, kalau enggak gitu susah dibedain,” ujar Aditya.

Karena imitasi, maka dari sisi harga pun jauh beda. Harga UA dan Godkiller biasanya jauh lebih rendah dibanding asli.

“Karena memang ketersediaan mereka ada terus, sementara original kan terbatas,” kata Aditya.