Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ketika E-Commerce "Menggeser" Dunia Fashion Show...

“Contohnya kain tahun 2000 dan 2018 pasti berbeda. Itu karena teknologi mesin dan proses produksi yang berbeda.”

Begitu kata Ketua Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Jawa Barat, Harry Ibrahim kepada Kompas.com, Kamis (30/11/2018) kemarin.

Dari segi bisnis, teknologi mengubah transaksi melalui gadget dan media sosial. Hal itu pun memudahkan pelaku usaha untuk menjualnya secara online.

“Kalau dulu mem-branding produknya melalui fashion show, pemotretan, dan lain-lain. Kalau sekarang medianya online. Terjadi pergeseran,” imbuhnya.

Media online dan e-commerse ini memudahkan untuk berjualan, sehingga banyak desainer muda yang fokus untuk berjualan dibanding menggelar fashion show.

Padahal, fashion show penting bagi seorang desainer. Fashion show menjadi ajang aktualisasi dan memamerkan karya terbaru seorang desainer.

“Dalam fashion show kita banyak belajar, dari mulai penentuan tema pakaian, fitting baju, mengganti baju, dan lain-lain,” ungkap dia.

Fashion show di dalam negeri pun sebagai pelatihan untuk mencapai level lebih tinggi yakni internasional, misal London Fashion Week atau New York Fashion Week.

“Kalau mereka tidak punya pengalaman, bagaimana mereka mau tampil,” kata dia lagi.

“Ada desainer muda yang masuk ke sekolah fesyen, hanya ingin segera jualan,” tuturnya.

Sedangkan, di sisi lain desainer yang lebih senior tentunya harus belajar bagaimana meraih followers di media sosial.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/11/30/214002520/ketika-e-commerce-menggeser-dunia-fashion-show

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke