Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Dia, Pola Hidup Sehat Penduduk Paling Panjang Umur di Dunia

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahukah kamu bahwa ada lima daerah di lima negara yang pola makannya diklaim sebagai pola makan paling sehat di dunia?

Hal itu diungkapkan oleh Co-founder and Managing Director Burgreens, Helga Angelina, dalam paparannya di acara diskusi bertema perubahan iklim di Pusat Kebudayaan Italia di Jakarta, Kamis (3/10/2019).

Daerah dengan penduduk yang sehat tersebut dikenal dengan istilah blue zones. Orang-orang di daerah tersebut memiliki usia yang lebih panjang dan berkualitas.

Lima daerah tersebut adalah Okinawa (Jepang), Ikarta (Yunani), Sardinia (Italia), Nikoya (Kosta Rika), dan Loma Linda (California).

"Disebut 10 persen dari populasinya umurnya 100 tahun ke atas. Di usia 60 tahun masih bisa punya anak, sampai 100 tahun ke atas masih ke ladang."

"Jadi bukan 100 tahun sakit-sakitan. Tapi 100 tahun secara aktif masuk ke ladang, hidup dengan cicit-cicitnya dan menjalani pola hidup aktif," kata Helga.

Rupanya, gaya hidup dan pola makan penduduk di daerah-daerah tersebut memiliki kesamaan. Mereka rutin mengkonsumsi kacang-kacangan, buah-buahan dan sayuran terutama sayuran berdaun hijau, karbohidrat kompleks, serta sedikit ikan.

Ikan diambil secukupnya menggunakan jaring atau pancing untuk dikonsumsi sendiri).

Pola makan yang sehat untuk manusia juga merupakan pola makan yang sehat untuk bumi. Artinya, meninggalkan jejak karbon paling minim.

Menurut data riset Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), seorang pecinta daging akan menghasilkan 3,3 CO2 per 2.600 kilo kalori dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Sementara seorang pelaku vegan hanya menghasilkan 1,5 CO2 per jumlah kalori yang sama.

Namun, kita tak mesti 100 persen mengurangi konsumsi daging untuk memberi dampak. Cobalah mengurangi daging semampu kita.

"Jadi bukan perkara 100 persen atau tidak. Lakukan apapun yang bisa kita lakukan untuk bumi yang lebih baik," tuturnya.

Pola makan hidup sehat dari blue zones

Jika ingin memiliki usia panjang seperti penduduk di daerah blue zones atau sekadar ingin memiliki hidup yang sehat, ada beberapa hal yang bisa diterapkan:

1. Mengubah pola makan menjadi lebih berbasis nabati dan mengurangi produk hewani. "Hitungan sustainability-nya, idealnya kita harus 95 persen plant-based," kata Helga.

2. Konsumsi whole food atau pangan alami dan minim proses. Sebab, proses-proses yang dilakukan untuk membuat makanan banyak mengeluarkan gas CO2.

3. Mengganti protein dari daging ke opsi yang lebih sehat. Misalnya, legum.

4. Mengurangi minyak (mengganti dengan minyak kelapa). "Tapi jangan gunakan coconut oil dengan jumlah yang sama karena sama saja tidak sustainable. Lahan kita juga tidak cukup, tetap akan terjadi pembukaan lahan," ucapnya.

5. Jika masih mengkonsumsi produk hewani, pastikan sumbernya dari peternakan berkelanjutan.

6. Sebisa mungkin gunakan sumber-sumber makanan lokal karena pesawat merupakan faktor keempat penyumbang CO2 ke bumi.

7. Sebisa mungkin organik.

8. Minim pembuangan (low waste). Sebisa mungkin, gunakan semua bahan masakan yang kita beli. Ketika membeli selada, misalnya, cobalah untuk tidak lagi membuang batangnya karena bagian tersebut ternyata paling kaya akan kalsium.

"Jadi cobalah kreatif dalam membuat metode dan resep masak. Di dapur sebisa mungkin pakai bahan semaksimal mungkin," kata Helga.

Selain itu, minim pembuangan juga bisa dilakukan dengan menggunakan home composting untuk mengurangi 80 persen sampah kita.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/10/04/092517720/ini-dia-pola-hidup-sehat-penduduk-paling-panjang-umur-di-dunia

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com