Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tak Selalu Buruk, Stres Juga Punya Efek Positif

KOMPAS.com - Stres seolah menjadi kata yang menyeramkan di kehidupan saat ini. Rasanya kita semua sudah tahu bahwa stres bisa berdampak pada sejumlah masalah kesehatan serius yang dapat mengganggu keseharian kita.

Ada banyak sekali buku yang membahas stres dan masalah terkait hingga penanganannya, mulai dari pengobatan hingga terapi meditasi.

Namun, tahukah kamu bahwa di samping dampak negatifnya, stres ternyata juga memiliki dampak positif. Apa alasannya?

Stres merupakan reaksi terhadap situasi tertentu di mana tubuh membuat kita lebih waspada dan siap untuk menghadapi tantangan yang ada.

Ketika situasi penuh tekanan hadir, kita membutuhkan dorongan energi lebih untuk menghadapinya.

Pada situasi tersebut, otak mengarahkan kelenjar adrenalin yang terletak tepat di atas ginjal melalui kombinasi sinyal saraf dan hormonal, untuk melepaskan gelombang hormon seperti adrenalin dan kortisol.

Adrenalin akan meningkatkan denyut jantung, tekanan darah dan pasokan energi.

Kortisol meningkatkan gula dan glukosa dalam darah. Ini adalah respons alami dan sangat membantu dalam situasi seperti, ketika seseorang harus melakukan pengereman darurat atau berlari secepat mungkin ketika bencana terjadi.

Pernahkah kamu memerhatikan bagaimana setelah kejadian seperti itu, kita biasanya berhenti selama sekitar 5 menit dan bernapas sampai kita merasa normal? Kondisi itu diperlukan untuk membuat pengaturan tubuh kembali ke jalurnya.

Jadi, stres adalah cara alami tubuh kita untuk beradaptasi dengan situasi tertentu dan untuk konteks itu membawa dampak yang positif.

Namun, gaya hidup hari ini menuntut kita untuk waspada tinggi sepanjang waktu. Entah itu dari rutinitas pekerjaan, masalah keluarga atau gabungan semuanya. Seolah tidak ada waktu untuk berhenti dan bernafas hingga tubuh kita merasa normal.

Tubuh manusia dirancang untuk mengalami stres dan bereaksi secara tepat. Stres bisa positif dan negatif.


Sejumlah studi menemukan bahwa periode stres yang terputus-putus membuat otak melakukan penyesuaian serta meningkatkan kewaspadaan dan kinerja. Otak secara konstan merespons stres tersebut.

Stres yang ekstrem atau kronis dapat memiliki efek negatif. Tetapi stres yang moderat dan singkat, seperti stres yang muncul ketika ujian atau persiapan berbicara di depan umum, dapat meningkatkan kinerja kognitif dan memori.

Stres moderat dapat menyebabkan pertumbuhan sel di pusat pembelajaran otak. Namun, ketika stres berlanjut untuk waktu yang berkelanjutan tanpa relaksasi, kondisi itu mengarah pada situasi penuh tekanan yang dapat mengakibatkan penyakit kronis.

Jika kamu merasakan stres berlebih, cobalah menerapkan pola makan sehat seperti mengonsumsi karbohidrat kompleks, makanan tinggi magnesium, Vitamin C, asam lemak omega 3, kacang-kacangan, hingga memperbanyak konsumsi sayur dan buah.

Di samping pola makan, cobalah untuk tidur teratur dan nyenyak, mendengarkan musik, mencari kesenangan sesuai hobimu, bernapas dalam-dalam, berolahraga, hingga tetap aktif.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/01/31/105505120/tak-selalu-buruk-stres-juga-punya-efek-positif

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke