Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tips Hentikan Kebiasaan Makan Berlebihan

KOMPAS.com - Hari libur atau tanggal merah biasa dimanfaatkan untuk "sedikit" memanjakan diri, dengan mengonsumsi makanan dan minuman favorit.

Sayangnya kita sulit mengendalikan konsumsi makanan di hari-hari libur, dengan makan dalam porsi besar (overeating).

Kebiasaan makan berlebihan ini akan berdampak pada masalah kesehatan yang serius, baik secara fisik atau mental.

Overeating atau makan berlebihan adalah kondisi di mana seseorang mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak melebihi kapasitas atau kemampuan tubuh.

Selain itu, makan berlebihan juga dapat diartikan sebagai kebiasaan mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi optimal.

Ngemil terlalu sering di sela-sela waktu makan pagi dan siang, atau makan malam dalam porsi besar setelah makan siang dengan porsi yang banyak, juga dapat dikategorikan sebagai overeating.

Dengan makan berlebihan, individu akan merasakan perut kembung dan kekenyangan, dan kemungkinan menderita gangguan pencernaan.

Pada akhirnya, terlalu banyak makanan akan memicu peningkatan berat badan.

Penyebab overeating

Ada beberapa alasan umum yang menyebabkan seseorang makan berlebihan atau overeating, antara lain:

  • Kelelahan

Kita lebih cenderung memakan sesuatu yang manis atau kaya karbohidrat saat merasa lelah.

  • Bosan

Makan atau ngemil terkadang menjadi cara kita mengisi waktu. Kita juga lebih mudah ngemil saat menonton film tanpa memikirkan apa yang kita makan.

  • Alkohol

Minuman beralkohol bisa meningkatkan nafsu makan serta mencegah kita merasa kekenyangan.

Camilan asin dan berlemak biasanya menjadi "teman" minuman beralkohol, yang pada akhirnya membuat kita mengonsumsi lebih banyak alkohol untuk memuaskan dahaga.

  • Kurang minum air putih

Jarang minum air putih membuat kita haus, dan haus seringkali disalahartikan sebagai lapar.

1. Lebih memerhatikan makanan yang dikonsumsi

Makan tanpa berpikir adalah masalah umum di masyarakat. Kita begitu sibuk pada keluarga dan pekerjaan sehingga kita makan terburu-buru, atau memilih makanan tanpa berpikir.

Itu artinya, kita lebih sering memilih makanan cepat saji untuk memberi dorongan energi, atau makanan jenis lain yang mudah dijangkau saat kita sedang bekerja.

Dengan alasan "sibuk bekerja", kita kehilangan kenikmatan atas makanan yang masuk ke dalam mulut, serta menyebabkan kita makan terlalu banyak.

Otak gagal menangkap tanda-tanda kekenyangan, dan kita tidak memerhatikan apa yang kita makan.

Solusinya, libatkan pikiran saat makan. Mulailah makan dengan penuh kesadaran (mindful eating).

Mengonsumsi makanan dengan penuh perhatian artinya kita menyesuaikan diri pada apa yang diinginkan dan dibutuhkan tubuh.

Setiap kali kita akan mengambil camilan atau kue, tanyakan kepada diri kita alasan yang membuat kita ingin memakan camilan atau kue.

Apakah kita merasa bosan, kesal atau stres, atau apakah kita benar-benar lapar sehingga memutuskan untuk mengonsumsi camilan atau kue tersebut?

Saat kita menyadari pikiran dan emosi, kita mampu berfokus pada apa yang sebenarnya terjadi.

Intinya, kita lebih menyadari bahwa kita mengonsumsi camilan tertentu, bukan tindakan yang dilakukan secara otomatis.

2. Merencanakan makanan

Kita cenderung membuat pilihan makanan yang buruk karena kita lapar dan tidak memiliki banyak waktu.

Merencanakan dan menyiapkan makanan sebelumnya akan mencegah kita dari pilihan makanan cepat saji atau camilan lainnya yang tidak menyehatkan.

Jika memutuskan untuk makan malam di luar, periksa daftar menu restoran tersebut lewat internet agar kita mengetahui apa yang mau kita makan.

Bawa bekal dari rumah untuk dimakan di kantor saat jam makan siang, sehingga kita tidak perlu makan di kantin.

Dengan cara-cara di atas, kita dapat menyiapkan makanan sehat menggunakan bahan-bahan berkualitas.

3. Mengonsumsi protein dan serat lebih banyak

Protein adalah nutrisi yang memberikan asam amino yang dibutuhkan tubuh untuk memulihkan jaringan otot.

Protein membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna, sehingga kita akan merasa kenyang lebih lama.

Studi menunjukkan bahwa sarapan tinggi protein dapat meningkatkan rasa kenyang dan puas, serta mengurangi rasa lapar.

Serat juga membantu mencegah kita makan secara berlebihan.

Serat membuat kita kenyang, tetapi hanya mengandung sedikit kalori. Di samping itu, serat membantu mengatur kadar gula darah sehingga kita cenderung tidak mencari makanan manis.

Mengatasi kondisi perut setelah makan berlebihan

Jika kita sudah terlanjur makan berlebihan, langkah yang bisa dilakukan adalah berjalan santai.

Berjalan santai akan mendorong gerakan peristaltik, gerakan gelombang dari sistem pencernaan yang memindahkan makanan melalui usus.

Hindari memaksakan diri untuk bergerak terlalu cepat, karena akan menghambat aliran darah ke otot dan memperlambat pencernaan.

Teh peppermint juga bisa membantu meredakan perut kembung.

Peppermint sangat efektif untuk meredakan gejala pencernaan seperti kembung dan gangguan pencernaan, serta mencegah kejang di usus yang disebabkan oleh kontraksi otot polos.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/02/08/113417820/tips-hentikan-kebiasaan-makan-berlebihan

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com