Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Deretan Makanan yang Bakal Terkena Dampak Pemanasan Global

KOMPAS.com - World Meteorological Organization (WMO) telah memeringatkan bahwa dalam beberapa tahun belakangan suhu bumi mengalami peningkatan, ditambah dengan naiknya permukaan air laut.

Perubahan iklim tentu membuat cuaca menjadi semakin tidak menentu dan berdampak pada kebutuhan pangan manusia yang sebagian besar masih bergantung pada alam.

Sejumlah pihak memprediksi makanan pokok suatu hari nanti bisa berkurang akibat efek perubahan iklim, karena dampak kekeringan dan musim hujan yang berulang.

Tak menutup kemungkinan di masa depan manusia akan mengonsumsi makanan dari hasil rekayasa.

Lalu, apa saja makanan yang terkena dampak dari pemanasan global? Berikut daftarnya.

1. Nasi

Di urutan pertama ada nasi yang menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia dan beberapa negara Asia.

Akibat pemanasan global, nasi dikhawatirkan akan terkontaminasi arsenik, senyawa kimia yang dihasilkan secara alami dalam kerak bumi.

Zat ini dapat ditemukan dalam air, udara dan tanah secara alami, dan juga digunakan sebagai bahan campuran pestisida.

Sebuah studi ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications pada tahun 2019 menunjukkan bahwa konsentrasi CO2 di atmosfer meningkatkan kadar arsenik, yang dilepaskan lebih banyak oleh mikroorganisme.

Setiap kali sawah diairi, arsenik ini terakumulasi di biji padi yang akan dipanen.

Hal ini tentu menjadi masalah besar. Mengingat beras adalah tanaman sereal terbesar ketiga di dunia.

Selain itu, dampak negatif perubahan iklim juga memengaruhi kualitas gizi beras. Peneliti Amerika telah menemukan bahwa kandungan besi, seng dan vitamin (B9, B1, B2 dan B5) beras berkurang dalam lingkungan dengan konsentrasi karbon dioksida yang tinggi.

Ada pun, produksi beras menghasilkan antara 9 -11 persen emisi metana secara global.

2. Pasta gandum

Perubahan iklim yang ekstrem juga berdampak pada ladang gandum yang menjadi bahan dasar pembuatan pasta gandum.

Serikat Produsen Pasta Prancis telah membunyikan alarm tentang bahaya perubahan iklim.

Mereka mengatakan, kekeringan dan hujan berturut-turut merusak ladang gandum. Padahal, gandum penting untuk produksi penne, makaroni, dan jenis pasta lainnya.

Pada bulan Agustus, industri pengolahan gandum menunjukkan kekeringan musim panas ini di Kanada -yang menyumbang dua pertiga dari perdagangan gandum durum dunia- akan menyebabkan penurunan panen 32 persen dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir.

Selain itu, kualitas gandum dikhawatirkan juga dapat terpengaruh. Terjadi penurunan kandungan protein dan pati.

Hal ini tentu tidak diinginkan banyak orang. Sebab dengan kualitas gandum yang kurang baik ditambah dengan persentase produksi yang turun, dapat membuat produksi makanan berbahan dasar gandum akan terpengaruh.

3. Sayuran

Produksi sayuran diprediksi juga akan terkena imbas pemanasan global. Setidaknya, hal ini sudah mulai dirasakan di Eropa Selatan.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PNAS pada tahun 2018, jika skenario pemanasan global saat ini terus berlanjut, panen sayuran bisa turun 31,5 persen di seluruh dunia.

Udara yang lebih hangat dan sumber air yang berkurang tentu tidak akan membantu labu hijau, tomat, dan sayuran lainnya untuk tumbuh.

Produksi sayuran di sebagian besar Afrika, tetapi juga Asia Selatan dikhawatirkan sangat terancam.

Para peneliti juga menganalisi 174 makalah ilmiah tentang dampak gangguan iklim pada sayuran dan kandungan nutrisinya sejak tahun 1975.

4. Buah

Membayangkan masa depan dengan bahan pangan yang terdampak pemanasan global saja sudah buruk, apalagi jika buah-buahan turut menjadi salah satunya.

Ya, kenaikan suhu ternyata turut memengaruhi produksi buah yang membuat warna apel berubah, ceri yang membelah, dan stroberi berubah bentuk.

Menurut GIS Fruits, yang mendukung industri buah Prancis dalam perkembangan ekonominya dan membantunya beradaptasi dengan perubahan iklim, kalender musiman diprediksi terbalik.

Hal ini menyebabkan buah dengan biji dan batu matang lebih awal daripada sebelumnya.

Pembungaan pohon buah juga bisa lebih tidak teratur. Iklim yang lebih hangat, serta berkurangnya perbedaan antara suhu siang dan malam hari, adalah salah satu alasan utama untuk skenario yang diprediksi ini.

Kendati demikian, ada sisi baik dari perubahan iklim terhadap buah. Yaitu, buah-buahan musim panas bisa menjadi lebih manis dan karenanya lebih baik di masa depan.

5. Kopi

Pemanasan global diprediksi akan memengaruhi produksi kopi. Selain itu, rasa kopi mungkin juga akan memiliki risiko buruk dari pemanasan global.

Lebih jelasnya, paparan cahaya yang lebih intens terhadap tanaman kopi terbukti memengaruhi rasa akhir kopi.

Hal ini tentu tidak diinginkan banyak orang di dunia, sebab kopi adalah salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi.

Para ilmuwan Finlandia sedang mengerjakan konsep baru untuk memastikan manusia dapat terus menyeruput espresso dengan tenang.

Mereka telah mengembangkan kopi yang ditanam di laboratorium dari sel tanaman yang diambil dari daun tanaman kopi, menggemakan konsep daging yang diproduksi secara in vitro.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/11/08/093829620/deretan-makanan-yang-bakal-terkena-dampak-pemanasan-global

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com