Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Segelas Minuman Beralkohol Per Hari Bikin Otak Menyusut, Benarkah?

Kendati demikian, ada penelitian yang menunjukkan bahwa konsumsi wine dalam jumlah standar per hari dapat membuat volume otak menyusut.

Kebiasaan itu pun dipercaya memicu kerusakan otak, yang akan bertambah parah seiring meningkatnya jumlah asupan alkohol harian.

Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature ini disebutkan, rata-rata responden berusia 50-an tahun meminum sekitar enam ons wine per harinya.

Hasilnya, otak mereka terlihat menua sekitar dua tahun dibandingkan responden yang hanya mengonsumsi setengah gelas bir per hari. 

Lalu, seseorang dengan usia yang sama dan mengonsumsi tiga unit alkohol per hari dapat mengalami penurunan materi putih dan abu-abu dalam otak.

Kondisi ini membuat otak seakan menua sebanyak 3,5 tahun lamanya.

Satu unit alkohol berjumlah sekitar 8-10 gram alkohol murni. Artinya, 25 miligram atau satu shot minuman beralkohol adalah satu unit.

Sementara, satu kaleng bir dengan bobot 16 ons adalah dua unit, dan satu gelas wine standar (sekitar 6 ons atau 175 miligram) adalah dua unit.

Studi tersebut juga menunjukkan, otak orang yang baru mulai meminum alkohol sebanyak satu unit per hari menunjukkan penuaan otak sebanyak setengah tahun.

Lalu, meminum empat unit alkohol per hari dapat membuat otak seseorang menua selama lebih dari 10 tahun.

"Ini tidak linier. Akan semakin buruk jika minum semakin banyak,” ujar peneliti dalam studi, Remi Daviet, seorang asisten profesor bidang pemasaran di Wisconsin School of Business, University of Wisconsin-Madison, dalam sebuah pernyataan.

Namun, peneliti alkohol dan profesor ilmu metrik kesehatan di University of Washington Emmanuela Gakidou mengatakan, hasil penelitian ini memiliki satu masalah.

Masalahnya, riset ini hanya melihat kebiasaan minum seseorang selama satu tahun.

Padahal, menurut dia, ada kemungkinan penuaan itu disebabkan oleh konsumsi alkohol sepanjang hidup seseorang, bukan konsumsi saat gambar otak diambil.

Dengan demikian, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut.

Nah, temuan tentang pengaruh alkohol dan penuaan otak ini didapatkan dari data-data para partisipan yang berpartisipasi dalam studi UK Biobank.

Biobank tercatat menampung lebih dari 500.000 informasi genetik dan kesehatan penduduk Inggris.

Para partisipan diminta untuk menyediakan informasi terkait berapa banyak alkohol yang mereka konsumsi per minggu di tahun sebelumnya, dan lalu menjalani pemindaian otak MRI.

Setelah itu, para peneliti membandingkan hasil pemindaian itu dengan dengan gambar otak yang menua dan mengontrol variabel.

Variabel tersebut antara lain usia, jenis kelamin, status merokok, status sosial ekonomi, keturunan genetik, dan ukuran kepala secara keseluruhan.

"Fakta bahwa kami memiliki ukuran sampel yang besar memungkinkan kami menemukan pola yang halus, antara minum setara setengah bir dan satu bir sehari."

Demikian ujar peneliti studi Gideon Nave, yang adalah asisten profesor pemasaran di Wharton School, University of Pennsylvania dalam sebuah pernyataan.

"Memiliki kumpulan data ini seperti memiliki mikroskop atau teleskop dengan lensa yang lebih kuat."

"Kita mampu mendapatkan resolusi yang lebih baik dan mulai melihat pola dan asosiasi yang tidak dapat dilakukan sebelumnya,” tambah dia.

Hal inilah yang menurut dia membuat penelitian ini dapat menemukan keterkaitan antara miuman beralkohol dan volume otak secara lebih jelas, meski penelitian ini tidak dapat membuktikan sebab dan akibat.

Nave juga mengungkapkan, studi yang dilakukan timnya adalah penyelidikan topik terbesar sejauh ini, yang dilakukan dengan menggunakan sampel populasi umum.

Dengan demikian, riset ini mengontrol lebih banyak variabel dibanding penelitian sebelumnya, dan bukti pun lebih banyak.

Meskipun begitu, Gakidou pun menganggap penelitian ini masih menyisakan sejumlah pertanyaan, seperti keterlibatan kognitif seseorang.

"Saya meyakini ada cukup bukti yang menunjukkan, fungsi otak meluruh lebih cepat pada mereka yang tidak terlibat dalam aktivitas yang merangsang intelektual, baik melalui pekerjaan atau hobi," kata dia.

"Kritik utama saya adalah penulis terlalu menafsirkan temuan studi mereka dan menarik kesimpulan yang tidak selalu didukung oleh apa yang disajikan dalam paper."

"Saya tidak melihat tren yang signifikan dalam grafik mereka, jadi saya tidak yakin dengan kesimpulannya,” tambah dia.

Manfaat alkohol

Lalu, jika bicara soal manfaat alkohol, meski beberapa studi mengungkapkan konsumsi alkohol bisa  bermanfaat, banyak riset lain membantahnya.

Ditegaskan bahwa tak pernah ada batas minuman beralkohol yang menyehatkan.

Bahkan, baru-baru ini World Heart Federation merilis sebuah pernyataan yang mengungkapkan bahwa tak ada batas konsumsi alkohol yang aman bagi kesehatan.

“Alkohol bermanfaat untuk beberapa kondisi, seperti penyakit jantung iskemik dan diabetes, tetapi berbahaya bagi yang lain, seperti kecelakaan lalu lintas dan kanker payudara," kata Gakidou.

Gakidou melanjutkan, berdasarkan informasi saat ini, bermanfaat atau tidaknya jumlah kecil alkohol bergantung pada status kesehatan seseorang dan risikonya.

“Seperti, ‘apakah mereka lebih rentan terhadap penyakit jantung atau kanker',” ujar dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/03/07/120000520/segelas-minuman-beralkohol-per-hari-bikin-otak-menyusut-benarkah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke