Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cermati, 6 Kebiasaan Belanja Ini Ternyata Bikin "Kantong Bolong"

KOMPAS.com - Belanja merupakan kebutuhan masing-masing orang setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan dapur dan rumah tangga.

Sayangnya belanja kerap kali berubah menjadi "bencana" lantaran anggaran yang sudah disiapkan malah membengkak.

Hal kedua ini sepertinya yang paling sering terjadi pada sebagian orang, baik orang yang berusia muda maupun tua.

Nah, supaya belanja tidak membuat kantong bolong, sebaiknya kebiasaan keliru ketika belanja yang berikut ini dihindari. Apa saja?

1. Pergi ke toko yang salah

Ingatlah bahwa setiap toko, pasar, swalayan, dan sejenisnya tidaklah sama. Harga di masing-masing tempat untuk kategori yang sama bisa saja bersaing.

Maka dari itu, kita disarankan untuk mencermati harga yang dipatok di setiap toko atau pasar. 

Ada beberapa pasar yang menjual barang-barang dengan harga lebih murah dibanding toko swalayan, supermarket, atau pasar lain.

Jangan sampai kita membelanjakan uang di tempat yang membanderol harga produknya lebih tinggi ketika ingin berhemat.

"Di mana Anda berbelanja membuat perbedaan besar. Ada baiknya memeriksa beberapa toko yang memberikan diskon," kata penyiar podcast "How to Money", Joel Larsgaard.

"Cobalah itu untuk perbandingan dan Anda akan terkejut melihat berapa banyak uang yang dapat Anda hemat," tambahnya.

2. Tidak punya rencana

Seperti pakar keuangan lainnya, Larsgaard juga menyebut tidak menyusun rencana dapat menyebabkan belanja menjadi boros.

Alasannya, belanja tanpa tujuan yang terarah akan mmembuat kita tergoda untuk membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan.

Di sisi lain, tidak menyusun rencana sebelum berbelanja berpotensi membuang-buang makanan.

Di Indonesia, data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menunjukkan sebanyak 23-48 juta ton per tahun selama 2000-2019 terbuang menjadi sampah.

Parahnya, makanan yang terbuang menyebabkan kerugian ekonomi sebesar Rp 213–551 triliun/ tahun atau setara dengan 4-5 persen PDB Indonesia per tahun.

Hal tersebut tentu bukanlah perilaku yang terpuji dan sebaiknya rencana belanja juga mengatur makanan apa saja yang ingin dibuat.

3. Tidak mencoba belanja online

Belanja online tidak sekadar praktis dan cepat, tapi memungkinkan kita untuk mendapat diskon atau promo spesial.

Misalnya promo gratis ongkos kirim atau promo dengan minimal nominal belanja.

Larsgaard mengatakan, belanja online menjadi alternatif lain agar tidak mudah kepincut mengambil produk yang sedang didiskon atau dipromokan di toko.

"Itu menghemat waktu dan akan memastikan bahwa Anda hanya akan mendapatkan barang-barang di daftar (rencana belanja)," tutur Larsgaard.

4. Tidak mengontrol porsi makan

Merupakan hal yang lumrah apabila sebagian orang lapar mata selama berbelanja di toko dan memasukkan banyak makanan ke dalam keranjang.

Namun, keinginan itu sebaiknya dicegah dengan menyadari berapa porsi makan yang akan dibuat supaya anggaran belanja bisa dihemat.

Jika tidak, masukkan makanan yang mudah rusak ke dalam freezer dan catat kapan batas kadaluwarsanya supaya kita tidak membuang-buang makanan.

5. Kurangi konsumsi daging

Konsumsi daging -khususnya sapi- menyebabkan anggaran belanja terkadang membengkak.

Terlebih jika kita belanja daging sapi menjelang hari-hari besar atau penting, seperti Idul Fitri, Natal, Tahun Baru, termasuk Idul Adha.

"Saya pikir ada masalah dengan terlalu banyak daging dalam makanan kita secara umum," kata Larsgaard.

"Bisakah kita makan satu kali seminggu tanpa daging?" tambahnya.

Larsgaard juga menyampaikan, mengurangi konsumsi daging dapat meminimalisir emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh produksi makanan hewani yang dua kali lipat lebih tinggi ketimbang makanan nabati.

6. Tergoda membeli produk dari merek tertentu

Branding sebuah merek seringkali begitu membekas di benak banyak orang sehingga mereka hanya mau membeli produk dari merek tertentu, apalagi merek yang ternama.

Padahal, di pasaran ada produk-produk tertentu dari merek lain yang memberikan kualitas sama dengan harga lebih murah.

Atau malah kita bisa mendapatkan produk yang lebih berkualitas dengan harga bersaing dari merek lain.

"Iklan menempel di otak kita dan kita cenderung membeli merek-merek terkenal. Jika Anda memilih merek terkenal, berhentilah sejenak dan pikirkan lagi," kata Larsgaard.

"Anda dapat menghemat sebanyak 20-40 persen dari harga," pungkasnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/06/21/074624920/cermati-6-kebiasaan-belanja-ini-ternyata-bikin-kantong-bolong

Terkini Lainnya

Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Wellness
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Wellness
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com