Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pria Simak, Inilah Penyebab Disfungsi Ereksi yang Jarang Disadari

KOMPAS.com - Kemampuan pria untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi berperan penting dalam kehidupan seksual.

Akan tetapi, tidak sedikit pria yang tidak mampu membahagiakan pasangannya di atas ranjang karena disfungsi ereksi (DE).

Ya, disfungsi ereksi memang dikhawatirkan pria karena masalah ini dapat memengaruhi keharmonisan rumah tangga.

Dokter Urologi Konsultan Andrologi Urologi Eka Hospital, dr. Widi Atmoko, Sp. U (K), menyebut disfungsi ereksi merupakan jenis disfungsi seksual pria terbanyak.

"Prevalensi disfungsi ereksi di Indonesia kurang lebih 45,6 persen dan 50 persen (terjadi pada) pria usia 40-70 tahun."

Demikian penjelasan yang disampaikan dr. Widi dalam Webinar "Olahraga Meningkatkan Disfungsi Ereksi? Masa Sih?" pada Kamis (1/9/2022).

"Prevalensi meningkat seiring usia namun tetap dapat terjadi di usia muda," tambah dr. Widi.

Ia mengatakan bahwa disfungsi ereksi dapat disebabkan oleh dua faktor. Kira-kira, ada apa saja?

Kenapa penis bisa ereksi?

Sebelum mengetahui penyebab disfungsi ereksi, pahami dulu mengapa penis bisa mengeras ketika ereksi.

dr. Widi menjelaskan bahwa penis dapat mengalami ereksi melalui proses yang kompleks.

Pasalnya penis memiliki beberapa pembuluh darah, salah satunya adalah arteri cavernosa yang menjadi sumber aliran darah dari tubuh.

Dalam hal ini, arteri cavernosa dikelilingi oleh corpora cavernosa yang berisikan otot-otot polos.

dr. Widi menerangkan, otot-otot tersebut dapat mengembang ketika arteri cavernosa mengembang.

"Ketika melebar, otot-otot arteri ikutan melebar sehingga pembuluh darah akan terhimpit," katanya.

"Ketika terhimpit di daerah penis ada darah yang terkumpul sehingga dapat mengalami ereksi untuk sekian waktu," sambung dr. Widi.

Ia mengatakan, ereksinya penis dipengaruhi oleh lima faktor, yakni pembuluh darah, hormonal, persarafan, otot dasar pinggul, dan psikologis.

Dari kelima faktor yang disebutkan, dr. Widi menuturkan, jika salah satu mengalami gangguan dapat berkontribusi pada disfungsi ereksi.

Penyebab disfungsi ereksi

Lebih lanjut, dr. Widi membeberkan dua penyebab disfungsi ereksi, yakni faktor organik dan psikogenik.

Lantas, pada perbedaan keduanya?

dr. Widi menjelaskan bahwa disfungsi ereksi organik dipengaruhi oleh masalah yang jelas, seperti gangguan saraf, pembuluh darah, atau hormon.

Disfungsi ereksi yang demikian dapat diketahui apabila terjadi kelemahan penis, tidak ereksi, atau saat tidur.

"Karena pada saat tidur itu kalau (penis) normal akan mengalami ereksi secara spontan. Dan ini akan terjadi secara perlahan dan memberat," terang dr. Widi.

Sementara itu, kata dr. Widi, disfungsi ereksi psikogenik bisa disebabkan oleh masalah psikososial.

Pria yang mengalami disfungsi ereksi psikogenik masih dapat ereksi namun disfungsi ereksinya bersifat mendadak atau situasional.

Pada kasus tersebut, dr. Widi menyebut, 1/3 kasus disfungsi ereksi merupakan disfungsi ereksi psikogenik.

"Ini seperti lingkaran setan. Ketika pria mengalami disfungsi ereksi organik, ia akan mengalami stres dan depresi. Maka, akan memicu disfungsi ereksi yang sifatnya psikogenik," tuturnya.

Di balik dua faktor yang sudah disebutkan, ternyata masih ada faktor risiko disfungsi ereksi yang wajib diwaspadai pria.

Supaya lebih jelas, simak daftarnya berikut ini:

  • Faktor lingkungan: logam berat, pestisida, dan fitoestrogen
  • Gaya hidup: hidup sedenter, obesitas, merokok, konsumsi alkohol, dan narkoba
  • Penyakit komorbid: penyakit jantung, diabetes melitus, gagal ginjal, kanker, dan masalah prostat
  • Obat-obatan: antidepresan, antibiotik, hipertensi, antikolinergik, dan latrogenik
  • Psikologis: depresi, trauma, cemas, dan konflik keluarga.

Dari lima faktor risiko yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi, dr. Widi menyebut banyak faktor risiko impotensi yang terkait dengan pola hidup sedenter.

Ada pun, gaya hidup sedenter dapat diartikan sebagai kurangnya aktivitas fisik.

Gaya hidup yang demikian dikatakan dr. Widi bisa memicu diet tidak sehat, merokok, dan konsumsi alkohol berlebih pada pria.

Dari situ, gaya hidup sedenter bisa menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari obesitas, dislipidemia, hipertensi, diabetes melitus, dan gangguan ginjal.

Penyakit-penyakit yang sudah disebutkan berisiko menimbulkan inflamasi derajar ringan, stres oksidatif, disfungsi sel endotel, dan kadar testosteron menurun.

Hal tersebut wajib diwaspadai lantaran kadar nitric oxide yang berperan ketika ereksi dapat menurun. Dampak inilah yang menyebabkan disfungsi ereksi.

"Tanpa penyakit komorbid (bawaan), risiko disfungsi ereksi meningkat dengan gaya hidup sedenter. Dengan adanya komorbid, risiko disfungsi ereksi dapat sangat meningkat," papar dr. Widi.

 

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/09/01/174832720/pria-simak-inilah-penyebab-disfungsi-ereksi-yang-jarang-disadari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke