Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penyebab Munculnya Tahi Lalat Baru dan Tanda-tanda Bahayanya

Kebanyakan orang memiliki satu atau lebih. Namun, orang dengan kulit yang terang cenderung memiliki lebih banyak tahi lalat.

Sampai saat ini, penyebab tahi lalat masih dianggap sebagai interaksi faktor genetik dan kerusakan akibat sinar matahari dalam banyak kasus.

Tahi lalat biasanya muncul pada masa kanak-kanak dan remaja, yang berubah dalam ukuran dan warna saat kita tumbuh.

Tahi lalat baru biasanya muncul pada saat kadar hormon berubah seperti selama kehamilan.

Hampir semua tahi lalat bersifat jinak (non-kanker). Tetapi, tahi lalat baru pada orang dewasa lebih mungkin menjadi kanker daripada tahi lalat lama.

Oleh sebab itu, apabila tahi lalat baru muncul ketika kita lebih tua, atau jika tahi lalat berubah dalam penampilan, maka kita harus menemui dokter kulit untuk memastikan itu bukan kanker.

Jenis-jenis tahi lalat

Ada banyak jenis tahi lalat yang dikategorikan berdasarkan kapan munculnya, seperti apa bentuknya, dan risikonya menjadi kanker.

• Tahi lalat bawaan

Tahi lalat ini disebut tanda lahir dan sangat bervariasi dalam ukuran, bentuk serta warna. Sekitar 0,2 hingga 2,1 persen bayi dilahirkan dengan tahi lalat bawaan.

Beberapa tahi lalat bawaan lahir dapat diobati untuk alasan kosmetik ketika anak lebih tua, misalnya, di usia 10 hingga 12 tahun dan lebih mampu mentolerir anestesi lokal.

Pilihan pengobatannya meliputi pembedahan, pelapisan ulang kulit (dermabrasi), pencukuran kulit (eksisi) dari lapisan kulit atas, pengelupasan kimiawi untuk pencerahan, dan ablasi laser untuk pencerahan.

Tahi lalat bawaan yang berukuran besar biasanya memiliki risiko lebih besar menjadi ganas di masa dewasa (risiko seumur hidup 4 hingga 6 persen).

Adanya perubahan pertumbuhan, warna, bentuk, atau rasa sakit pada tanda lahir harus dievaluasi oleh dokter.

• Tahi lalat biasa

Tahi lalat biasa adalah tahi lalat yang muncul pada kulit setelah kita lahir. Orang yang berkulit putih biasanya memiliki antara 10 dan 40 tahi lalat ini.

Tahi lalat ini memiliki ciri-ciri seperti bulat atau oval, datar atau sedikit terangkat, halus atau kasar, satu warna (cokelat, hitam, merah, merah muda, biru, atau berwarna kulit), tidak berubah, kecil, dan mungkin memiliki rambut.

Jika kita memiliki kulit yang lebih gelap atau rambut gelap, tahi lalat kita mungkin lebih gelap daripada orang-orang dengan kulit yang lebih cerah.

Orang yang memiliki lebih dari 50 tahi lalat biasa, lebih berisiko terkena kanker kulit. Tetapi, jarang tahi lalat biasa menjadi kanker.

• Tahi lalat atipikal

Tahi lalat atipikal dapat muncul di mana saja, yang paling sering muncul di tubuh. Tetapi, kita juga bisa mendapatkannya di leher, kepala, atau kulit kepala dan jarang muncul di wajah.

Tahi lalat atipikal jinak mungkin memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan melanoma (sejenis kanker kulit).

Jadi, penting untuk melakukan pemeriksaan kulit secara teratur dan memantau setiap perubahan pada tahi lalat.

Tahi lalat atipikal berpotensi menjadi kanker. Tetapi, diperkirakan hanya 1 dari 10.000 tahi lalat yang bisa berubah menjadi kanker.

Karena penampilannya, tahi lalat atipikal telah dicirikan sebagai "itik buruk rupa" dari tahi lalat.

Ciri-ciri dari lalat atipikal, yaitu bentuknya tidak teratur dengan batas yang tidak rata, warnanya bervariasi (campuran cokelat, cokelat, merah, dan ukurannya 6 milimeter atau lebih, umumnya terjadi pada orang berkulit putih, dan lebih sering terjadi pada orang dengan paparan sinar matahari yang tinggi.

Kita bisa memiliki risiko lebih tinggi terkena melanoma jika kita memiliki empat atau lebih tahi lalat atipikal, memiliki saudara sedarah yang menderita melanoma, dan sebelumnya pernah menderita melanoma.

Apabila anggota keluarga kita ada yang memiliki banyak tahi lalat atipikal, maka kita mungkin memiliki sindrom familial atypical multiple mole melanoma (FAMMM).

Selain itu, kita juga berisiko 17,3 kali lebih tinggi terkena melanoma daripada orang yang tidak memiliki sindrom FAMMM.

Namun, ada sedikit penelitian tentang apa yang menyebabkan munculnya tahi lalat jinak.

Sebuah penelitian pada tahun 2015 melaporkan bahwa mutasi genetik gen BRAF hadir pada 78 persen dari tahi lalat jinak yang muncul.

Mutasi BRAF diketahui terkait dengan melanoma. Tetapi, proses molekuler yang terlibat dalam mengubah tahi lalat jinak menjadi tahi lalat kanker belum diketahui.

Interaksi sinar ultraviolet (UV) --baik alami maupun buatan-- dengan DNA diketahui dapat menyebabkan kerusakan genetik yang menyebabkan perkembangan melanoma serta kanker kulit lainnya.

Paparan sinar matahari juga dapat terjadi selama masa kanak-kanak atau dewasa muda dan baru kemudian mengakibatkan kanker kulit.

Alasan kita mungkin memiliki tahi lalat baru meliputi:

• bertambahnya usia.

• kulit putih dan rambut terang atau merah.

• riwayat keluarga dengan tahi lalat atipikal.

• respons terhadap obat yang menekan sistem kekebalan tubuh.

• respons terhadap obat lain seperti beberapa antibiotik, hormon, atau antidepresan.

• mutasi genetik.

• terbakar sinar matahari, paparan sinar matahari, atau penggunaan tanning bed.

Di samping itu, tahi lalat baru lebih mungkin menjadi kanker.

Sebuah tinjauan studi kasus tahun 2017 menemukan bahwa 70,9 persen melanoma muncul dari tahi lalat baru.

Jika kita adalah orang dewasa dengan tahi lalat baru, penting untuk memeriksakannya ke dokter kulit.

Tanda-tanda bahaya

Ketika tahi lalat lama berubah, atau ketika tahi lalat baru muncul di usia dewasa, kita sebaiknya menemui dokter untuk memeriksanya.

Jika tahi lalat mulai gatal, berdarah, mengeluarkan cairan, atau bahkan nyeri, segera temui dokter.

Melanoma adalah kanker kulit yang paling mematikan, tetapi tahi lalat atau bintik-bintik baru mungkin juga merupakan kanker sel basal atau sel skuamosa.

Ini biasanya muncul di area yang terpapar sinar matahari seperti wajah, kepala, dan leher.

Menurut American Academy of Dermatology, berikut ini adalah panduan "ABCD" untuk mengetahui bahwa tahi lalat yang kita miliki dapat berkembang sebagai tanda bahaya:

• Asimetris, bentuknya asimetris, yang mana setiap sisinya berbeda.

• Boundary, tahi lalat memiliki batas yang tidak teratur.

• Color, tahi lalat berubah warna atau memiliki banyak atau campuran warna.

• Diameter, tahi lalat menjadi lebih besar atau lebih dari 6,35 millimeter.

• Tahi lalat terus berubah dalam ukuran, warna, bentuk, maupun ketebalan.

Cara mengatasi tahi lalat berbahaya

Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengatasi masalah tahi lalat menjadi melanoma.

• Melakukan pemeriksaan kulit sendiri

Memeriksa kulit secara teratur dapat membantu kita melihat perubahan tahi lalat. Lebih dari separuh kanker kulit terjadi pada bagian tubuh yang dapat dilihat dengan mudah.

Jarang ditemukan melanoma di bagian tubuh yang terlindung dari sinar matahari. Bagian tubuh yang paling umum untuk melanoma pada wanita adalah lengan dan kaki.

Untuk pria, situs melanoma yang paling umum adalah punggung, batang tubuh, kepala dan leher.

Orang dengan kulit berwarna memiliki risiko lebih rendah untuk melanoma secara umum. Tetapi, lokasi melanoma biasanya berbeda.

Lokasi khas untuk melanoma di antara orang dengan kulit berwarna adalah telapak kaki, telapak tangan, di antara jari kaki dan jari tangan serta di bawah kuku kaki atau kuku jari.

• Berkunjung ke dokter kulit

Tahi lalat yang muncul di usia dewasa harus diperiksa oleh dokter. Dianjurkan agar orang melakukan pemeriksaan kulit oleh dokter kulit setiap tahun.

Apabila kita berisiko terkena melanoma, dokter mungkin merekomendasikan pemeriksaan kulit setiap enam bulan.

Jika kita memiliki tahi lalat yang berubah, terutama yang memenuhi satu atau lebih kriteria dalam panduan perkembangan melanoma, maka segera temui dokter.

Kabar baiknya adalah bahwa deteksi dini melanoma membuat kondisi ini jauh lebih mudah diobati.

Ada pun tingkat kelangsungan hidup 10 tahun untuk melanoma yang terdeteksi dini adalah 93 persen.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/10/10/111714620/penyebab-munculnya-tahi-lalat-baru-dan-tanda-tanda-bahayanya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke