Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perhatikan Efek Samping Makan Makanan Pedas

KOMPAS.com - Makanan pedas semakin digemari. Kini, banyak tempat makan menawarkan menu makanan dengan tingkat kepedasan beragam.

Pedas adalah sensasi yang muncul akibat senyawa kimia dalam cabai bernama capsaicin.

Ketika sensasi ini dikonsumsi secara tepat, makanan pedas dapat memberikan manfaat. Namun mengonsumsi makanan pedas terlalu banyak bisa berbahaya bagi tubuh.

Penyedia perawatan darurat Allan Capin, MD mengatakan, konsumsi makanan yang sangat pedas memiliki risiko kesehatan, terutama bagi mereka yang belum terbiasa.

Ini dampak makan makanan pedas berlebihan, dan bagaimana meredakan sensasi terbakar di mulut jika kita keseringan makan makanan pedas.

Apa yang membuat makanan menjadi pedas?

Rasa pedas pada makanan biasanya berasal dari cabai yang mengandung capsaicin, senyawa berbasis minyak.

Semakin banyak capsaicin yang terkandung pada cabai, semakin pedas rasanya. Namun, setiap orang bereaksi berbeda terhadap capsaicin.

"Ada orang yang secara alami lebih tahan terhadap rasa pedas karena faktor genetik. Mereka lahir dengan jumlah reseptor capsaicin yang lebih sedikit, sehingga memiliki toleransi terhadap rasa pedas yang lebih tinggi," tutur Capin.

Sedangkan bagi orang lain, cara reseptor sakit di tubuh mereka bereaksi terhadap capsaicin dapat berubah seiring waktu, sehingga mereka mengembangkan toleransi terhadap rasa pedas yang lebih tinggi pula.

Risiko makan makanan pedas

Risiko kesehatan dari makan makanan yang sangat pedas adalah sakit, dan ini lebih mungkin terjadi jika individu:

  • Tidak terbiasa makan makanan pedas
  • Memiliki masalah pencernaan
  • Lebih sensitif secara genetik terhadap capsaicin
  • Makan makanan yang mengandung capsaicin dalam jumlah besar

Semakin banyak capsaicin yang dikonsumsi --baik dalam jumlah besar atau jumlah kecil dari makanan yang sangat pedas-- semakin intens reaksi yang mungkin dialami.

Capsaicin dapat memicu reseptor panas di kulit dan mengelabui sistem saraf untuk mengira tubuh kelebihan panas. Ini membuat otak mengaktifkan mekanisme pendinginan.

Sehingga, ketika kita makan makanan pedas, selain merasakan rasa pedas, kita juga merasakan sensasi panas di kulit.

Menurut Capin, rasa panas capsaicin diibaratkan seperti menempatkan tangan di atas api.

Semakin dekat tangan dengan api, semakin panas yang dirasakan. Sama halnya ketika semakin banyak capsaicin yang dimakan, semakin tinggi rasa pedas yang dirasakan.

Namun, konsumsi makanan pedas secara berlebihan dapat menyebabkan iritasi, peradangan, dan nyeri pada bagian dalam tubuh.

Tubuh akan bereaksi terhadap capsaicin sebagai racun dan mencoba untuk mengeluarkannya. Alhasil, beberapa efek samping dapat timbul seperti:

  • Nyeri perut
  • Diare yang terasa terbakar
  • Nyeri dada
  • Sakit kepala
  • Muntah hebat

Makanan yang sangat pedas bisa menyebabkan kerusakan fisik dan nyeri parah sehingga memerlukan perawatan darurat.

Muntah yang terjadi dapat membakar kerongkongan dan tenggorokan karena asam lambung.

Apakah makanan pedas dapat menyebabkan maag?

Makanan pedas dapat menyebabkan maag hanyalah rumor. Sebenarnya, makanan pedas justru membantu mencegah maag dengan menghentikan pertumbuhan bakteri H. pylori --penyebab maag, menurut sebuah studi.

Capsaicin juga dapat mencegah pembentukan asam lambung karena bersifat alkali.

Namun, jika sudah memiliki maag, sebaiknya hindari makanan pedas karena dapat memperburuk kondisi yang sudah ada.

Apakah makanan pedas memicu kematian?

"Cbai terpedas seperti ghost pepper memang dapat membunuh kita, namun kemungkinannya sangat kecil," kata Capin.

"Untuk menyebabkan reaksi mematikan, kita harus memakan sejumlah besar cabai tersebut."

"Sebagai contoh, jika kita memiliki berat badan 68 kilogram, kita harus memakan 1,36 kilogram ghost pepper."

Mengatasi reaksi terhadap makanan pedas

Dianjurkan untuk mendapatkan perawatan medis setelah merasakan efek parah dari makan makanan pedas.

Namun, jika hanya mengonsumsi makanan pedas yang sedikit berlebihan, yang menyebabkan mulut terbakar, mata berkaca-kaca, dan hidung berair, ada beberapa cara untuk meredakan sensasi tersebut.

Jangan langsung minum air karena capsaicin tidak larut dalam air. Sebaliknya, air justru akan menyebarkan sensasi pedas ke seluruh mulut.

Agar bisa meredakan sensasi pedas, disarankan untuk mengonsumsi:

Perlukah menghindari makanan pedas?

Bagi orang dengan kondisi seperti penyakit radang usus, gangguan pencernaan, atau masalah pencernaan lainnya sebaiknya menghindari makanan pedas.

Namun, bagi kebanyakan orang, tingkat kepedasan tertentu masih dapat ditoleransi dengan aman. Bahkan, makan makanan pedas bisa bermanfaat bagi kesehatan.

Manfaat makan makanan pedas

Makanan pedas yang dikonsumsi secara moderat memiliki banyak manfaat kesehatan, seperti:

  • Membantu mengelola berat badan
  • Meningkatkan kesehatan jantung
  • Mengurangi risiko kanker

Pastikan tingkat kepedasan yang dikonsumsi sesuai dengan kebiasaan kita.

Meski makan makanan pedas dalam jumlah moderat memiliki manfaat kesehatan, hindari tantangan untuk makan makanan pedas jika tidak terbiasa dengan tingkat capsaicin yang tinggi.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/03/15/080800120/perhatikan-efek-samping-makan-makanan-pedas

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com