Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengonsumsi MSG Bisa Bikin Sakit Kepala? Ini Penjelasannya

Meskipun Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) telah melabeli MSG sebagai bahan yang aman untuk dikonsumsi, beberapa orang masih mempertanyakan efek jangka panjangnya terhadap kesehatan.

Selain itu, banyak orang telah melaporkan efek samping yang paling umum dari mengonsumsi MSG seperti sakit kepala atau serangan migrain.

Nah, untuk mengetahui lebih lanjut apakah MSG benar-benar dapat memiliki efek sakit kepala, simak penjelasan berikut.

Mengenal MSG

MSG adalah bahan tambahan makanan yang umum dan sangat populer dalam masakan Asia.

Biasanya, MSG ditambahkan ke dalam berbagai makanan seperti sup, makanan ringan, campuran bumbu, makanan beku, dan mie instan.

MSG berasal dari asam amino glutamat, atau glutamat, yang terbentuk secara alami.

Glutamat berperan dalam berbagai fungsi di dalam tubuh seperti menyampaikan sinyal dari otak ke tubuh kita.

Sebagai bahan tambahan, MSG adalah bubuk kristal putih yang terlihat mirip dengan garam dapur atau gula.

Menambahkannya ke dalam makanan akan meningkatkan rasa umami, yang paling baik digambarkan sebagai rasa gurih dan berdaging.

FDA telah menetapkan MSG sebagai GRAS, yang merupakan singkatan dari "Generally Recognized as Safe".

Namun, beberapa ahli mempertanyakan efek kesehatannya, terutama ketika dikonsumsi secara teratur dalam jangka panjang.

Maka, produk yang mengandung MSG harus mencantumkannya pada label bahan makanan dengan nama lengkapnya, yaitu monosodium glutamat.

Namun, makanan yang secara alami mengandung MSG, seperti tomat, keju, dan isolat protein, tidak perlu mencantumkan MSG.

Apakah MSG bisa menyebabkan sakit kepala?

Selama bertahun-tahun, MSG telah menjadi sasaran banyak kontroversi.

Sebagian besar ketakutan seputar konsumsi MSG dapat ditelusuri kembali pada sebuah penelitian terhadap tikus di tahun 1969.

Penelitian tersebut menemukan bahwa dosis MSG yang sangat tinggi bisa menyebabkan kerusakan neurologis dan mengganggu pertumbuhan, serta perkembangan pada tikus yang baru lahir.

Mengingat MSG mengandung asam glutamat, senyawa umami yang juga berfungsi sebagai neurotransmitter — pembawa pesan kimiawi yang menstimulasi sel-sel saraf — beberapa orang percaya bahwa MSG dapat menimbulkan efek berbahaya pada otak.

Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi MSG tidak mungkin berdampak pada kesehatan otak, karena MSG tidak dapat melewati sawar darah otak (SDO).

Meskipun FDA telah mengklasifikasikan MSG sebagai bahan yang aman untuk dikonsumsi, beberapa orang telah melaporkan adanya kepekaan terhadap MSG.

Efek samping yang paling sering dilaporkan termasuk sakit kepala, otot tegang, kesemutan, mati rasa, kelemahan, hingga kemerahan.

Meskipun sakit kepala dan serangan migrain adalah efek samping yang paling sering dilaporkan dari konsumsi MSG, penelitian saat ini belum mengonfirmasi hubungan antara keduanya.

Sebuah tinjauan rinci tentang penelitian pada manusia dari tahun 2016 meneliti hubungan antara asupan MSG dan sakit kepala.

Enam dari penelitian tersebut mengamati konsumsi MSG dari makanan terhadap sakit kepala dan tidak menemukan bukti signifikan bahwa mengonsumsi MSG berhubungan dengan efek ini.

Namun, dalam tujuh penelitian di mana MSG dosis tinggi dilarutkan ke dalam cairan dan bukannya dicerna dengan makanan, penulis menemukan, orang yang mengonsumsi minuman MSG melaporkan sakit kepala lebih sering daripada mereka yang mengonsumsi plasebo.

Meskipun demikian, para penulis percaya bahwa penelitian ini tidak dibutakan dengan baik, karena mudah untuk membedakan rasa MSG.

Ini berarti kemungkinan besar para peserta tahu bahwa mereka menerima MSG, yang dapat memengaruhi hasil penelitian.

Selain itu, International Headache Society (IHS) menghapus MSG dari daftar faktor penyebab sakit kepala setelah penelitian tambahan tidak menemukan hubungan yang signifikan antara keduanya.

Singkatnya, tidak ada bukti signifikan yang menghubungkan asupan MSG dengan sakit kepala.

Apakah MSG berbahaya?

FDA telah mengklasifikasikan MSG sebagai bahan yang aman untuk dikonsumsi.

Namun, beberapa penelitian pada manusia telah mengaitkan asupannya dengan efek samping seperti penambahan berat badan, kelaparan, dan sindrom metabolik, sekelompok gejala yang dapat meningkatkan risiko kondisi kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan stroke.

Di sisi lain, sebuah tinjauan besar terhadap 40 penelitian menemukan, sebagian besar penelitian yang mengaitkan MSG dengan hasil kesehatan yang merugikan dirancang dengan buruk dan tidak ada cukup penelitian tentang sensitivitas MSG.

Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian.

Meskipun demikian, sebagian besar penelitian menunjukkan, mengonsumsi MSG dosis tinggi sebanyak 3 gram atau lebih dapat menimbulkan efek samping seperti tekanan darah tinggi dan sakit kepala.

Namun, kecil kemungkinan kebanyakan orang akan mengonsumsi di atas jumlah tersebut dalam ukuran porsi normal.

Walaupun penelitian tentang sensitivitas MSG masih terbatas, ada beberapa laporan orang yang mengalami efek samping yang merugikan setelah mengonsumsi MSG, seperti kelelahan, gatal-gatal, pembengkakan pada tenggorokan, otot tegang, kesemutan, mati rasa, lemas, dan kemerahan.

Tetapi, apabila kita merasa sensitif terhadap MSG, sebaiknya hindari bahan tambahan makanan ini, yang umumnya terdapat dalam makanan cepat saji, sup, makanan beku, daging olahan, mie instan, keripik dan makanan ringan lainnya, serta bumbu.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/04/13/200000220/mengonsumsi-msg-bisa-bikin-sakit-kepala-ini-penjelasannya

Terkini Lainnya

Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Wellness
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com