Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Manfaat Gaya Hidup Minimalis bagi Kesehatan Mental

Hal ini merupakan respons terhadap konsumerisme berlebihan dan lingkungan berantakan yang lazim terjadi di kalangan masyarakat modern.

Secara umum, minimalis telah terbukti memiliki dampak yang besar pada kesehatan mental, meningkatkan rasa tenang, kejernihan, dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Sebagai contoh, sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Positive Psychology menunjukkan bahwa ada keuntungan psikologis yang pasti untuk mengikuti filosofi minimalis dan kesederhanaan yang bersifat sukarela.

"Dalam masyarakat kita saat ini, kita sering terjebak untuk mengejar 'lebih' — misalnya, lebih banyak uang, rumah yang lebih besar, mobil yang lebih bagus, dan sebagainya — dengan berpikir bahwa hal tersebut akan membuat kita bahagia."

Demikian penuturan Joshua Hook, penulis utama studi dari University of North Texas.

"Namun, penelitian telah menunjukkan, mengurangi konsumsi dan mengurangi fokus kita pada barang-barang material ternyata berhubungan dengan kebahagiaan yang lebih besar," ujar dia.

Manfaat menerapkan gaya hidup minimalis bagi kesehatan mental

Lebih lanjut, psikolog pun menjelaskan beberapa manfaat kesehatan mental dari menerapkan gaya hidup minimalis, seperti dilansir dari laman Forbes berikut ini.

1. Meningkatkan suasana hati

Menurut seorang psikolog asal Amerika, Mark Travers, PhD, salah satu manfaat utama minimalis adalah kemampuannya untuk mengurangi stres dan kecemasan.

"Lingkungan kita memainkan peran penting dalam menentukan status kesehatan mental kita dan tinggal di tempat yang berantakan bisa membuat kita kewalahan," terangnya.

"Ketika kita menghilangkan kekacauan fisik, maka kita juga akan mengalami pengurangan kekacauan mental yang dapat meningkatkan suasana hati," jelas dia.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Personality and Social Psychology Bulletin, wanita yang menggambarkan rumah mereka tidak terlalu berantakan dan lebih terorganisasi mengalami penurunan suasana hati yang tertekan sepanjang hari.

Dengan kata lain, lingkungan rumah yang bebas dari kekacauan dan ketidakteraturan dapat berkontribusi pada kondisi emosi yang lebih positif.

Selain itu, pendekatan minimalis yang minim barang dapat membantu orang menjaga ruang hidup mereka bebas dari stres, menghilangkan sebagian besar kecemasan, dan pekerjaan yang sebelumnya mereka khawatirkan.

Hal ini juga memberikan ruang bagi otak untuk melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada merapikan rumah.

2. Fokus dan produktivitas yang lebih baik

Minimalisme meningkatkan produktivitas dan fokus dengan menghilangkan kekacauan dan gangguan secara efektif.

Ketika kita mengelilingi diri kita dengan lebih sedikit barang, kita meminimalkan kemungkinan kewalahan atau teralihkan oleh barang-barang yang tidak perlu.

Pengurangan kekacauan fisik yang disengaja ini juga menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan terorganisasi, yang memungkinkan kita untuk berkonsentrasi pada prioritas kita.

Psikolog Asaf Mazar menjelaskan, lingkungan yang berantakan dapat menciptakan "gesekan" yang mengacu pada stimulasi berlebihan dan gangguan yang menghambat perilaku positif.

Untuk mengurangi gesekan ini, penting untuk menghilangkan gangguan kecil yang mengganggu fokus kita.

Dengan berkurangnya gangguan yang bersaing untuk mendapatkan perhatian, kita dapat mengarahkan energi dan sumber daya mental kita pada tugas-tugas yang benar-benar penting.

3. Keamanan finansial

Gaya hidup minimalis mendukung kelimpahan finansial dengan mendorong pengeluaran yang bijaksana dan konsumsi yang sadar.

"Dengan mengadopsi pola pikir minimalis, kita menjadi lebih sadar akan kebutuhan kita yang sebenarnya dibandingkan dengan keinginan kita," kata Travers.

Pergeseran perspektif ini memberdayakan kita untuk membuat keputusan yang tepat tentang pembelian kita, membedakan antara barang-barang yang penting dan barang-barang yang tidak perlu.

"Ketika kita mengekang pembelian impulsif dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu, kita bisa menghemat uang dan mengalokasikan sumber daya kita dengan lebih bijak," ungkap dia.

Di samping itu, kita juga menjadi lebih berhati-hati dalam membuat pilihan keuangan dengan memprioritaskan investasi yang sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan jangka panjang kita.

Serangkaian penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Economic Psychology menemukan bahwa individu yang mendukung nilai-nilai materialistis menunjukkan tingkat kekhawatiran keuangan yang lebih tinggi, keterampilan pengelolaan uang yang lebih buruk, dan kecenderungan yang lebih besar terhadap pembelian dan pengeluaran yang kompulsif.

Studi ini juga menemukan hubungan langsung antara pengeluaran yang berlebihan dan utang finansial yang besar.

Dengan demikian, pengeluaran yang bijaksana tidak hanya dapat mencegah pemborosan, tetapi juga menumbuhkan rasa keamanan dan kebebasan finansial yang lebih besar.

4. Mengurangi rasa kesepian

Dalam masyarakat yang sering menyamakan harta benda dengan harga diri, minimalisme mengalihkan fokus kita pada pengalaman, pertumbuhan pribadi, dan hubungan yang bermakna.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Consumer Research, ketika orang menyamakan kesuksesan dengan akumulasi materi, mereka mungkin merasa terdorong untuk terus-menerus memeroleh dan memamerkan harta benda untuk memvalidasi pencapaian mereka.

Penekanan pada kesuksesan materi ini dapat secara tidak sengaja mengisolasi individu dari interaksi sosial yang bermakna, karena mengejar harta benda lebih diutamakan daripada membangun dan memelihara hubungan.

Akibatnya, orang-orang ini pada akhirnya akan merasa kesepian.

Ketika kita mengurangi pengejaran harta benda, maka kita dapat menginvestasikan lebih banyak waktu dan energi untuk membina hubungan, membangun hubungan sosial, dan menemukan kepuasan melalui interaksi antarmanusia.

5. Rasa kesejahteraan yang lebih besar

Travers mengatakan, menyederhanakan hidup dan mengurangi kekacauan dapat menciptakan ruang yang mendorong ketenangan dan harmoni.

"Tinggal di lingkungan yang bebas dari barang-barang yang berlebihan memungkinkan kita untuk menghargai keindahan kesederhanaan dan lebih hadir di saat ini," terangnya.

Sebagai contoh, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Applied Positive Psychology menemukan, individu yang menganut gaya hidup minimalis melaporkan mengalami berbagai dampak positif pada kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

Studi ini mengidentifikasi lima tema utama, yaitu:

• Otonomi

• Kompetensi

• Ruang mental

• Kesadaran

• Emosi positif

Temuan ini sekaligus memperkuat gagasan bahwa pendekatan yang disengaja dan penuh kesadaran terhadap konsumsi maupun kepemilikan dapat memberikan efek positif yang lebih dari sekadar membuat hidup kita sehari-hari menjadi lebih mudah.

"Pada akhirnya gaya hidup minimalis bukan hanya sekadar mengurangi barang-barang, tetapi juga dapat memperluas wawasan kita dan menciptakan perubahan yang berarti dalam pandangan kita," imbuh Travers.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/07/02/165529920/5-manfaat-gaya-hidup-minimalis-bagi-kesehatan-mental

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke