Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah "Barbie" Cocok untuk Anak-anak? Ini yang Perlu Dipahami Orangtua

Film ini akan mewujudkan keindahan Barbie Land yang serba pink dan indah ke layar bioskop.

Tak heran jika banyak orangtua berniat membawa anak-anaknya untuk menyaksikan akting Margot Robbie dkk.

Apakah Barbie layak ditonton anak-anak?

Motion Picture Association (MPA) di AS memberikan rating PG-13 alias Parental Guidance 13 untuk Barbie.

Alasannya, film besutan Greta Garwig ini sarat akan referensi sugestif dan bahasa singkat, yang juga berlaku di Indonesia.

Terlepas dari visualnya yang warna-warni, sebenarnya film ini agak cenderung 'berat' untuk dicerna anak-anak.

“Itu memabukkan dan eksistensial dan kadang-kadang menggunakan kata-kata penuh makna” kata seorang sumber, dikutip dari People.

"Tetapi anak-anak yang cerdas akan bersemangat untuk menikmatinya dan memenuhi persyaratan film itu.”

Danny Brogan, editor eksekutif di Common Sense Media, organisasi yang menyaring dan menilai konten untuk anak-anak, berpendapat jika Barbie ditujukan untuk kalangan milenial, bukan anak-anak zaman sekarang.

“Saya pikir Gerwig telah memasukkan semua konten yang lebih dewasa ini karena mengetahui bahwa sebagian besar penontonnya adalah kaum milenial dan segelintir Generasi Z," jelasnya. 

Kalangan tersebut adalah orang-orang yang tumbuh bersama boneka tersebut selama tahun 80an sampai 2000-an yang ingin bernostalgia sekaligus dihibur.

"Mereka tidak lagi berusia 8 tahun yang membawa Barbie ke mana-mana bersama mereka," kata Brogan.

Hal yang harus dipahami orangtua

Orangtua sebaiknya mempertimbangkan kemampuan dan kecerdasan anak sebelum mengajak menyaksikan Barbie.

Sebelum itu, ada beberapa aspek soal film ini yang harus dipahami orangtua, antara lain:

Topik dewasa

Barbie adalah film tentang eksistensi manusia khususnya dalam hal makna menjadi perempuan, apa artinya kehidupan dan apa yang membuat kita bahagia.

Misalnya ketika karakter yang diperankan Margot Robbie mulai memikirkan kematiannya sendiri.

"Apakah kalian pernah berpikir tentang kematian?" ujarnya, sembari tersenyum lebar dan menari gembira, yang terkesan bertolak-belakang.

Film ini juga secara eksplisit membahas depresi, patriarki, peran gender dalam masyarakat, dan ide-ide mendalam dan bermakna lainnya yang sebenarnya lebih cocok untuk penonton dewasa.

Membahas seks

Dalam film ini, diceritakan jika Ken dan Barbie tahu bahwa mereka tidak memiliki alat kelamin seperti manusia.

Keduanya juga membuat referensi langsung ke setiap bagian pribadinya yang hilang, dengan cara yang lucu tapi tanpa basa-basi.

Ada juga istilah lucu yang digunakan untuk menggambarkan selangkahan boneka yang hilang.

Tentunya banyak anak kecil tidak memahami ini sehingga orangtua perlu menjelaskannya lebih jauh.

Namun tidak ada adegan telanjang, yang kerap kali jadi sumber kekhawatiran.

Mereka kemudian bersentuhan dengan berbagai pengalaman baru seperti Ken yang menjadi radikal karena gagasan patriarki Amerika.

Sedangkan Barbie yang mengalami pelecehan dan catcalling karena penampilannya.

Temanya mengeksplorasi kontras antara dunia fantasi perempuan-sentris di Barbie Land dan realitas masyarakat modern kita.

"Ini tentang bagaimana wanita diperlakukan dan dilihat di dunia – terkadang sampai tingkat yang mengejutkan," ujar salah satu kritikus, yang enggan disebut namanya.

Ada bahasa sugestif

Terdapat beberapa ucapan dan kalimat yang mungkin tidak layak didengar anak usia dini, bagi beberapa orangtua.

Misalnya kata 'bitch', 'crap' dan 'motherf---er' yang disensor dengan suara keras dengan efek komedi.

Namun ada dialog yang merupakan permainan kata sehingga mungkin makna sugestifnya hanya dipahami oleh sedikit anak.

Contohnya saat Weird Barbie berkata, "Saya ingin melihat gumpalan halus apa yang dia kemas dalam celana pendek itu' yang bisa menjurus ke arah seksual.

Menampilkan kekerasan ringan

Ada beberapa adegan kekerasan yang tergolong ringan dalam film ini, setara dengan yang biasa ditampilkan dalam film kartun anak-anak.

Tidak banyak yang akan membuat anak-anak ketakutan maupun memberikan contoh buruk.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/07/20/070000920/apakah-barbie-cocok-untuk-anak-anak-ini-yang-perlu-dipahami-orangtua

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke