Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Penyebab Bercak Putih di Kulit, dari Eksim hingga Panu

KOMPAS.com - Bercak putih di kulit bisa disebabkan oleh banyak hal, terutama jika kita memiliki masalah infeksi jamur atau panu.

Meski dalam beberapa kasus bercak putih tidak berbahaya, namun itu bisa mengganggu penampilan, dan terkadang juga bisa menimbulkan rasa gatal yang sangat tidak nyaman.

Jika kita ingin segera mengatasi masalah bercak putih pada kulit, maka penting untuk memahami beberapa penyebabnya guna mendapatkan penanganan yang tepat.

Penyebab bercak putih di kulit
Dilansir dari laman Byrdie, berikut adalah sejumlah penyebab bercak putih di kulit yang perlu kita ketahui.

1. Milia
Dokter spesialis kulit dan pendiri Hadley King Dermatology, Dr Hadley King menjelaskan, milia adalah kista kecil di bawah kulit dan tampak seperti benjolan putih halus.

Meskipun cenderung berada di mata atau dahi, milia dapat terjadi di mana saja, seperti di wajah, leher, atau dada.

Selain itu, milia jugadapat terbentuk secara alami atau akibat produk komedogenik.

Sementara itu, menurut ahli bedah plastik wajah dan pendiri DeRosa Center Plastic Surgery & Med Spa di Boston AS, Dr Jaimie DeRosa, milia cenderung hilang dengan sendirinya, atau dengan eksfoliasi yang lembut, serta menggunakan retinoid topikal.

"Tetapi, jika ini tidak berhasil, milia dapat dibuka dengan pisau bedah atau jarum yang dilakukan oleh ahli bedah," katanya.

Retinoid topikal dan asam hidroksi juga dapat membantu mencegah dan mempercepat hilangnya milia.

2. Kista
"Kista adalah kantung kecil di dalam jaringan yang biasanya berisi cairan atau nanah," kata De Rosa.

King menambahkan, terdapat dua jenis kista yang paling sering kita temui, yaitu kista jerawat dan kista inklusi epidermis (kadang-kadang disebut sebagai kista sebasea).

Kendati demikian, secara teknis kista jerawat bukanlah kista, karena tidak memiliki dinding di sekelilingnya.

King mengungkapkan, kista dapat disebabkan oleh iritasi kulit atau terjadi dengan sendirinya tanpa sebab.

"Kista inklusi epidermal dapat terjadi di mana saja di tubuh dan terdiri dari dinding yang terbuat dari lapisan yang mirip dengan kulit di bagian luar tubuh, sel-sel kulit tua, serta sebum dan puing-puing keratin terakumulasi di bagian tengahnya," terangnya.

Kantung (lapisan) kista harus dihilangkan, jadi De Rosa menganjurkan eksisi bedah kista sebagai cara terbaik untuk menghilangkan kista, terutama jika kista meradang atau terinfeksi.

3. Pori-pori tersumbat
Ketika pori-pori tak bisa mengosongkan diri, maka pori-pori akan tersumbat.

De Rosa menjelaskan, hal ini terjadi pada saat sel-sel kulit mati dan minyak terjebak di dalam pori-pori sehingga menyebabkan timbulnya komedo putih, komedo hitam, atau jerawat.

Menurut King, pori-pori yang tersumbat biasanya diakibatkan oleh hormon dan faktor genetik, atau menggunakan produk komedogenik pada kulit yang dapat memperburuknya.

Untuk mengatasinya, dokter kulit akan menyarankan untuk menggunakan produk asam salisilat dan benzoil peroksida, retinoid topikal yang dijual bebas atau dengan resep dokter, atau ekstraktor komedo.

4. Eksim
Dikenal sebagai dermatitis atopik, King mengatakan, eksim adalah penyakit peradangan kulit kronis yang paling umum yang ditandai dengan gangguan pada pelindung kulit.

De Rosa juga mengungkapkan jika kita terkena eksim, maka kita mengalami ruam atau penebalan kulit yang disertai dengan keluarnya cairan dan pengerasan kulit, selain kulit yang pecah-pecah dan kering.

"Pengobatannya termasuk untuk pengurangan pemicu kambuh," jelas De Rosa.

"Tidak jarang eksim berhubungan dengan stres (atau diperburuk), jadi cobalah untuk menghindari pemicu stres atau menemukan cara untuk mengatasinya," terangnya.

Dia juga menyarankan krim steroid atau terapi cahaya, serta imunomodulator sistemik yang dapat membantu untuk kasus-kasus yang lebih parah.

5. Vitiligo
Ditandai dengan hilangnya pigmen kulit, De Rosa mengatakan vitiligo adalah penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh akan menyerang sel-sel yang membuat pigmen.

Dia menjelaskan, meskipun memiliki dasar genetik, ada beberapa pemicu vitiligo, termasuk sengatan matahari dan pengelupasan kimiawi yang dalam (seperti pengelupasan fenol).

"Kami tidak memiliki obat untuk vitiligo, tetapi ada beberapa perawatan yang bisa dilakukan," kata King.

"Perawatan ini termasuk kortikosteroid topikal, penghambat kalsineurin topikal, dan fototerapi," ujar dia.

Menurut De Rosa, solusi lain yang bisa dilakukan seperti pencangkokan kulit dan menyamarkan riasan.

6. Idiopathic guttate hypomelanosis (IGH)
Disebabkan oleh paparan sinar UV yang berlebihan, penuaan, atau faktor genetik, idiopathic guttate hypomelanosis (IGH) muncul sebagai bintik-bintik kecil berwarna putih datar, atau bercak-bercak terang pada area kulit yang terpapar sinar matahari.

Bercak di kulit akibat IGH juga biasanya terlihat cukup banyak.

Untuk mengatasinya, De Rosa merekomendasikan agar kita membatasi paparan sinar matahari dengan menutupi kulit dan memakai sunscreen berspektrum luas SPF 30 atau lebih.

Di samping itu, penggunaan kortikosteroid topikal, retinoid topikal, serta perawatan lain seperti laser dan dermabrasi juga dapat membantu mengurangi tampilannya secara kosmetik.

7. Panu
Panu adalah infeksi jamur pada kulit yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari ragi yang disebut Malassezia furfur.

"Panu terkadang menyebabkan gatal pada area kulit yang berubah warna dalam berbagai warna (coklat, merah, putih, merah muda, atau kuning)," kata De Rosa.

King juga menjelaskan, penyakit ini dapat menyebabkan ruam dengan sisik halus dan perubahan warna terang atau gelap pada kulit terutama di bahu, dada, maupun punggung.

Untuk mencegahnya, King menyarankan keramas secara teratur (dengan sampo yang mengandung selenium sulfida) dan membiarkan busa mengalir di bahu, dada, dan punggung.

"Selenium sulfida membunuh ragi yang menyebabkan masalah ini," terangnya.

De Rosa mengatakan, begitu kita memiliki panu, pengobatannya meliputi obat antijamur oral atau topikal dan menghindari pemicu seperti kelembapan, panas yang berlebihan, dan berkeringat.

Namun, hanya karena panu sudah hilang bukan berarti itu akan hilang selamanya. Panu sering kambuh lagi, terutama jika kita tinggal di tempat yang lembap atau hangat.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/08/11/133450620/7-penyebab-bercak-putih-di-kulit-dari-eksim-hingga-panu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke