Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pria Singapura Ini Koleksi 12.000 Barbie, Rumahnya sampai Tak Muat

Jumlahnya amat banyak sehingga laman Insider menyebutnya sebagai salah satu orang yang memiliki koleksi Barbie terbanyak di dunia.

Rekan-rekannya pun berencana untuk mendaftarkan Jian Yang sebagai kolektor Barbie terbanyak di dunia versi Guinness World of Records.

Namun ternyata masih banyak persyaratan yang harus dipenuhi sehingga niatan itu belum terwujud.

Yang dikenal sangat menyukai koleksinya sehingga membawa bonekanya ke mana pun ke mana dia pergi.

Tak lupa, ia juga memotret deretan Barbie kesayangannya itu untuk diunggah ke media sosial.

Jika kebetulan kita berada di Singapura dan melihat seorang pria mengambil foto boneka Barbie-nya di sebuah restoran, jangan kaget. Karena kemungkinkan orang itu adalah Jian Yang.

"Saya suka membawa boneka ke berbagai acara dan hal-hal bodoh saya lakukan. Saya membawanya ke ruang publik," katanya seperti dikutip dari Insider.

"Jadi, misalnya, jika saya pergi ke restoran Jepang, saya akan mencari Barbie Jepang dan membawanya," kata Yang.

Pria berusia 44 tahun ini menyimpan koleksi Barbie-nya di setiap sudut rumah.

Beberapa ada yang disimpan dalam keadaan terbuka, sementara yang lain masih utuh lengkap dengan kotak kemasannya. 

Saking banyaknya, hanya sebagian kecil koleksi boneka Barbie yang bisa disimpan di rumahnya, yang ukurannya memang terbatas.

Sebagian koleksi Barbie lainnya dia simpan di rumah orang tuanya, di gudang bahkan disimpan di kantor.

Terlepas jumlahnya yang tidak lazim, Yang meyakini dirinya tidak kecanduan Barbie tapi hanya sebatas hobi.

"Saya tidak menganggap ini sebagai kecanduan karena menurut saya kecanduan adalah sesuatu yang sulit kita hentikan."

"Sedangkan untuk ini, saya bisa berhenti tidak membeli Barbie ketika saya tidak ingin membeli Barbie yang baru," tambah dia.

Buktinya, selama tinggal di kawasan Timur Tengah, Yang sempat tidak membeli koleksi Barbie baru.

Pasalnya, saat itu dia lebih tertarik menghabiskan gajinya untuk belanja pakaian bermerek di sana.

"Jadi ada momen saya tidak beli koleksi Barbie dari tahun 2007 sampai 2011," paparnya.

Ketertarikan Yang pada Barbie dimulai pada tahun 1984 sejak memainkan boneka saudara perempuannya.

Awalnya dia hanya menjadikan Barbie sebagai 'penumpang' di mainan miliknya.

"Jadi semua mainan dikumpulkan jadi satu, saya memainkan Barbie mengendarai roket, pesawat, main di pantai dan lain sebagainya," kata Yang.

Tapi seiring bertambahnya usia, dia menyadari kalau dirinya semakin tertarik dengan Barbie.

"Entah bagaimana Barbie selalu bersamaku seiring saya memerhatikan penampilan dan membeli pakaian bagus dari merek DKNY, Calvin Klein. Lalu muncul Barbie BKNY dan Calvin Klein," lanjutnya.

Yang menemukan minatnya semakin tinggi pada fashion, dia merasa sangat sejalan dengan karakteristik Barbie.

"Jadi secara tidak sadar saya sudah mulai koleksi dan mungkin selama ini saya mainkan," lanjut dia.

Kesuksesan film "Barbie" belakangan ini ternyata menular pada Yang, si kolektor Barbie.

Dia mengakui kalau belakangan ini sudah banyak orang asing yang mengirim pesan padanya.

Ada yang mengirim permintaan wawancara hingga tidak sedikit orang yang ingin menjual boneka Barbie padanya.

Namanya makin populer karena kaitannya dengan Barbie sehingga kadang membuatnya agak terganggu.

"Saya cukup sibuk dengan kehidupan dan pekerjaan saya. Sekarang saya harus menangkis pesan Facebook dan DM di Instagram," katanya.

Selain Barbie, ia sebenarnya juga mengoleksi mainan lainnya seperti Lego, Transformers dan My Little Pony.

"Sejujurnya saya punya banyak Lego, di kantor saya ada 500 Transformers, saya ada My Little Pony, Polly Pocket, Rainbow dan lain-lain."

"Saya ini hanya kolektor mainan. Kebetulan ada banyak Barbie," tutup Yang.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/08/19/190244820/pria-singapura-ini-koleksi-12000-barbie-rumahnya-sampai-tak-muat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke