Kenali Perbedaan Retinol dan Retinoid

Rangkaian zat aktif ini masih menjadi bahan anti-penuaan yang paling banyak dipelajari.

“Retinol membantu merangsang produksi kolagen, mendorong pergantian sel, memperkuat kulit hingga memperbaiki tampilan kerutan dan meratakan pigmentasi,” kata dokter dermatologi Joshua Zeichner.

Selain retinol ada juga skincare yang mengandung retinoid. Hal ini kerap membuat kita bingung untuk memilih. 

Pada dasarnya retinoid adalah payung untuk beragam bentuk vitamin A yang dipakai dalam produk perawatan kulit.

"Retinol adalah jenis dari retinoid. Sederhananya, kita bisa membeli retinol secara bebas, sedangkan retinoid harus pakai resep karena zat ini lebih kuat," kata dokter dermatologi Dhaval Bhanusali seperti dikutip dari Elle.com.

Perbedaan antara obat yang dijual bebas dengan resep adalah kekuatannya.

Retinaldehyde adalah retinioid yang dijual bebas yang paling kuat, karena hanya butuh satu langkah untuk diubah menjadi bentuk aktif.

Retinol murni butuh dua langkah konversi, dan retinyl ester butuh tiga langkah.

"Retinyl ester seperti retinol propional adalah yang paling ringan dan paling stabil, sehingga bisa jadi pilihan untuk orang yang baru belajar pakai retinol atau yang kulitnya sensitif," papar Zeichner.

Adaptasi kulit

Retinoid bisa menyebabkan iritasi kulit pada minggu-minggu pertama penggunaan.

Periode tersebut disebut juga dengan retinization, yaitu saat kulit beradaptasi.

"Untuk mengurangi risikonya, gunakan retinol dengan jumlah sebesar kacang polong, lapisi dengan pelembab, lalu gunakan selang sehari agar kulit bisa menoleransi," saran Zeichner.

Ketika kulit sudah terbiasa, kita bisa menambah frekuensi penggunaannya.

Retinol akan menebalkan lapisan kulit yang dalam, tetapi membuat lapisan atas menjadi tipis. Ini akan membuat kulit tampak bercahaya, tetapi juga menjadikannya sensitif pada sinar matahari.

Dengan kata lain, jika kita memakai retinol maka menggunakan sunscreen tidak bisa ditawar.