Jalan Kaki 22 Menit Per Hari Bisa Imbangi Dampak Buruk Duduk Seharian

Tak hanya jalan cepat, aktivitas fisik ringan-berat seperti hiking ringan, bersepeda, atau melakukan pekerjaan rumah tangga juga bisa memberikan efek serupa.

Para peneliti dari berbagai universitas, termasuk Universitas Tromsø di Norwegia dan Universitas Aarhus di Denmark, mengamati data dari 12.000 orang dewasa berusia 50 tahun ke atas dari Norwegia, Swedia, dan AS.

Mereka membandingkan tingkat aktivitasnya dengan hasil kesehatan untuk mengamati apakah olahraga dapat memberikan perbedaan pada gaya hidup yang tidak banyak bergerak.

Hasilnya, peserta yang biasa duduk lebih dari 12 jam sehari memiliki peluang 38 persen lebih tinggi untuk meninggal lebih awal.

“Kita berbicara tentang perilaku duduk apa pun – seperti berada di kantor atau menonton TV dalam jangka waktu lama," ujar peneliti, Edvard Sagelv, dari Arctic University of Norwegia.

“Dalam penelitian kami, MVPA[moderate-to-vigorous physical activity] yang lebih tinggi setiap menit menunjukkan risiko kematian yang lebih rendah – artinya jika orang melakukan aktivitas kurang dari 22 menit (misalnya 10 menit) maka risiko kematian tetap lebih rendah," tambahnya.

“Namun, melakukan aktivitas selama 22 menit menghilangkan risiko kematian yang lebih tinggi akibat duduk diam.

Artinya, jika melakukan 22 menit atau lebih per hari, tidak ada risiko berlebih dari kebiasaan duduk yang minim gerak.

Edvard menambahkan, olahraga lebih dari 22 menit per hari bisa menekan risiko kematian lebih rendah.

"Pada dasarnya, semakin banyak semakin baik," pungkasnya.

Hal ini konsisten dengan riset lain yang menunjukkan, olahraga sangat baik untuk kesehatan, dengan manfaat seperti suasana hati yang lebih baik, lebih banyak energi, dan risiko penyakit yang lebih rendah seperti penyakit jantung dan kanker.