Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Belanja Online Bikin Kita Bahagia? Ini Alasan Psikologisnya

Ada kenikmatan dan sensasi tersendiri saat menjelajahi e-commerce dan situs belanja untuk mendapatkan barang yang diinginkan.

Apalagi jika bisa membelinya dengan harga terjangkau karena diskon, promo, flash sale dan berbagai penawaran lainnya.

Apa yang menyebabkan belanja online bisa sangat membahagiakan? Simak penjelasannya dari pakar.

Belanja terbukti bikin orang lebih bahagia

Sejumlah riset membuktikan berbelanja bisa menjadi terapi tersendiri.

Studi yang diterbitkan dalam Journal of Consumer Psychology pada tahun 2014 menunjukkan, melakukan pembelian membantu orang merasa lebih bahagia dan juga melawan kesedihan yang berkepanjangan.

Salah satu alasannya, membuat keputusan pembelian memberikan rasa kendali dan otonomi pribadi.

Studi lain, yang diterbitkan dalam Psychology & Marketing pada tahun 2011, menemukan, pergi berbelanja menghasilkan dampak positif yang bertahan lama pada suasana hati dan tidak dikaitkan dengan perasaan menyesal atau bersalah atas pembelian spontan.

Jorge Barraza, asisten profesor di program master sains online dalam psikologi terapan di University of Southern California mengatakan, berbelanja, sering kali, dimotivasi oleh emosi.

“Saat kita sedih, saat kita stres, kita cenderung melakukan perilaku seperti ini,” katanya.

Dalam beberapa kasus, katanya, percikan kegembiraan yang dipicu oleh pakaian atau gadget baru yang mewah mungkin tidak akan bertahan lama, terutama jika kita tahu telah salah mengelola uang.

“Peningkatan suasana hati ini mungkin bersifat sementara, jika Anda mengeluarkan uang lebih dari yang Anda mampu, namun setidaknya untuk sementara hal ini tampaknya memulihkan rasa kendali, dan mengurangi sisa kesedihan yang mungkin dialami orang-orang," jelas Barraza.

Belanja online meningkatkan kebahagiaan dan kepuasan

Dengan berbagai kemudahan dan kelebihannya, belanja online meningkatkan kesenangan dan kebahagiaannya dalam level yang berkali lipat.

“Secara psikologis, hal ini sangat kuat,” kata Joshua Klapow, psikolog dan profesor kesehatan masyarakat di Universitas Alabama di Birmingham.

Dibandingkan cara manual, pengalaman belanja online jauh lebih memuaskan, karena lebih sedikit gesekan, lebih sedikit hambatan, lebih sedikit biaya perilaku, lebih banyak kekhususan, dan lebih banyak pilihan.

"Ditambah lagi, belanjanya sepenuhnya disesuaikan dengan kita. Kita bisa berbelanja dengan cepat atau lambat," tambah Klapow.

Faktor penentu lainnya adalah kenyamanan berbelanja online, yang membuat kita tak perlu pergi ke tokonya sendiri untuk mencari barang yang diinginkan.

Kita tidak perlu mengeluarkan upaya lebih, seperti berinteraksi dengan pelayan toko, mencari parkir, dan naik kendaraan menuju lokasi perbelanjaan.

“Bagi banyak orang, ketidaknyamanan yang sangat kecil ini mulai mengurangi nilai pembelian secara keseluruhan,” terang Klapow.

Belanja online juga memberikan kepuasan akan keakuratan, contohnya jenis pakaian yang diinginkan lengkap dengan detail bahan, warna dan ukuran yang spesifik.

Joseph Kable, peneliti ilmu saraf kognitif di University of Pennsylvania menambahkan, pengalaman belanja online adalah bentuk kepuasan langsung, yang kita semua dambakan.

“Ini adalah kecenderungan yang bersifat universal di antara manusia dan juga terjadi di sebagian besar dunia hewan,” katanya.

“Manusia dan hewan lainnya cenderung mengabaikan hasil di masa depan, dibandingkan dengan hasil yang akan terjadi dalam waktu dekat. Artinya, kita lebih memilih untuk mendapatkan hal-hal baik sesegera mungkin, dan menunda hal-hal buruk di masa depan.”

Menariknya, belanja online juga dikaitkan dengan jenis kepuasan lain yang lebih tertunda yakni perasaan menunggu kedatangan pesanan.

"Menantikan sesuatu yang menarik 'seperti Natal setiap hari'," kata Klapow.

Ia bahkan menyamakan kecenderungan kita melacak paket dengan memantau keberadaan Sinterklas di Malam Natal.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/12/12/180600820/mengapa-belanja-online-bikin-kita-bahagia-ini-alasan-psikologisnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke