Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Risiko Ketika Kita Memutuskan untuk Bleaching Rambut

KOMPAS.com - Kalau kamu ingin mempunyai rambut pirang seperti Daenerys Targaryen, mungkin kamu perlu tahu seberapa lama, sulit, dan risiko merusaknya proses tersebut.

Tapi, pernah nggak sih kamu penasaran risiko apa yang akan kita dapatkan bila memutuskan untuk merubah warna rambut menjadi lebih terang walaupun sekedar di-highlight?

Pertama-tama perlu diketahui bahwa kalau kamu ingin mewarnai rambut menjadi lebih terang, maka harus melewati proses bleaching atau pemutihan.

Nah, proses bleaching ini memunculkan risiko, misalnya rambut yang mulanya terlihat tebal dan berisi, tapi setelahnya menjadi rapuh dan patah–patah.

Menurut trichologist Dr. David Kingsley, "Semua jenis rambut bisa diwarnai, yang penting adalah merawatnya dengan benar dan menggunakan produk yang sesuai."

Dikatakan Kingsley, proses bleaching rambut melibatkan banyak faktor dan hasil yang berbeda-beda. Selain itu, rambut yang di-bleaching juga harus dirawat dengan benar agar tidak rusak.

Untuk memulainya, kamu harus mengetahui tipe rambutmu, apakah rambutmu cukup kuat untuk di-bleaching atau mudah rusak ketika melalui proses pewarnaan rambut. 

Lalu kamu harus tahu risiko apa yang akan kamu alami setelah proses tersebut dilakukan. Dr. David Kingsley dan para ahli memberikan informasi terkait resiko dari proses bleaching sebagai berikut.

Risiko bleaching rambut

1. Pembengkakan pada rambut

Memang terdengar aneh, tetapi hal ini merupakan proses pertama ketika rambut kamu dibleaching.

Kiera Doyle, manajer pendidikan Matrix SoColor mengungkapkan, hal ini disebabkan oleh zat alkalin yang biasanya digunakan bersama-sama dengan hidrogen peroksida dalam proses bleaching rambut.

Joel Warren, ahli pewarnaan utama dan rekan pendiri Warren Tricomi mengatakan proses ini akan membuka kutikula rambut, dan rambut menjadi rusak. Itulah sebabnya mengapa rambut yang dibleaching cenderung terlihat lebih berisi.

Ternyata pembengkakan pada rambut setelah bleaching akan memberikan efek samping yang bagus pada warna rambut --bukan pada rambutnya.

“Semakin banyak batang rambut membengkak dalam batas wajar oleh alkalin dari pewarna, semakin bagus warnanya akan masuk," kata Dr. Kingsley.

2. Kehilangan melanin rambut

Setelah kutikula rambut terbuka, zat oksidatif atau hydrogen peroksida akan bekerja secara bertahap.

“Zat–zat ini menembus korteks rambut dan melarutkan pigmen alami, yang dikenal sebagai melanin,” kata Doyle. “Mereka melarutkan berbagai lapisan pigmen dasar, tergantung pada hasil yang inginkan dan tingkat pigmen alami rambut.”

Jadi semakin pekat warna alami pada rambut kita, proses bleaching harus di lakukan beberapa kali sampai mencapai hasil yang diinginkan.

Semakin lama produk dibiarkan menempel, rambut akan semakin kehilangan warnanya. “Rambut memudar menjadi kemerahan atau kuning, tergantung berapa kali proses bleaching dilakukan, dan akan menjadi warna platinum,” jelas Dr. Kingsley.

Tak bisa disangkal jika bleaching akan merusak rambut kita. Warren mengatakan kutikula akan terus terbuka hingga tidak bisa menyatu lagi. Ketika kutikula terbuka dan menghilang, korteks juga akan terbuka, lalu cabang pada ujung rambut akan muncul dan rambut akan patah.

Selain bahan kimia yang merusak rambut, kegiatan sehari-hari juga berpengaruh pada kesehatan rambut dan bisa membuat rambut menjadi rusak.

"Ketika rambut sudah melalui proses pewarnaan, ikatan yang menyusun sel rambut rusak, sehingga warna bisa dimasukkan dan warna asli rambut kita akan hilang," kata Friedman.

"Ketika ikatan sel rambut kembali bersatu, banyak ikatan penting tidak lagi terbentuk, yang bisa menyebabkan kerusakan pada sel-sel rambut yang membentuk struktur rambut. 

Karenanya, rambut yang diwarnai harus benar-benar dirawat agar kerusakannya tidak terlalu parah.

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/02/19/081154720/risiko-ketika-kita-memutuskan-untuk-bleaching-rambut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke