Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Tabung Menjadi Solusi

Kompas.com - 04/05/2010, 04:26 WIB

Proses bayi tabung

Teknik bayi tabung ialah teknik pembuahan sel telur yang dilakukan di luar tubuh. Sel telur diambil dari indung telur dan dibuahi dengan sperma suami yang sudah disiapkan di laboratorium. Metode bayi tabung dipelopori sejumlah dokter Inggris dan berhasil menghadirkan bayi tabung perempuan pertama, Louise Brown, tahun 1978.

Di Indonesia, teknik bayi tabung (in vitro fertilisation/IVF) pertama kali diterapkan di Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita, Jakarta, tahun 1987. Bayi tabung pertama Indonesia lahir 2 Mei 1988. Sejumlah rumah sakit lalu mengembangkan teknik tersebut, termasuk RSUPN Cipto Mangukusumo yang belakangan menyediakan layanan medis reproduksi satu atap, Klinik Yasmin.

Proses bayi tabung dimulai dengan pemeriksaan terhadap suami dan istri. Pemeriksaan mencakup kondisi hormon reproduksi, organ reproduksi, dan kemungkinan adanya infeksi virus atau penyakit lain seperti diabetes, gangguan fungsi hati, ginjal, dan kelenjar tiroid.

Setelah pemeriksaan, ovarium dirangsang agar menghasilkan banyak folikel yang mengandung sel telur dengan cara menyuntikkan obat stimulasi setiap hari selama 7-9 hari. Setelah folikel (tempat sel telur berkembang) berdiameter lebih dari 20 mm, dilakukan penyuntikan pematangan sel telur.

Sel telur yang matang lalu dikeluarkan. Folikel yang tampak di layar ultrasonografi (USG) ditusuk dengan jarum melalui vagina, kemudian dilakukan pengisapan. Saat pengambilan sel telur, tidak disarankan menggunakan make-up dan parfum karena dapat merusak kualitas sel telur.

Kepala Klinik Yasmin Kencana RSCM Andon Hestiantoro mengungkapkan, tengah dicoba memetik sel telur yang masih mentah, dikeluarkan, dan dimatangkan di luar. Cara itu dinilai lebih praktis dan

menekan biaya lantaran tidak perlu injeksi berulang guna menstimulasi pematangan sel telur. Teknik itu masih dalam percobaan.

Proses berikutnya ialah kultur embrio. Sel telur dan sel sperma disiapkan. Sel sperma diperoleh dengan

masturbasi. Kadang bisa juga dengan pencairan semen yang sudah dibekukan sebelumnya jika suami khawatir tidak bisa hadir. Budi Wiweko menjelaskan, kalau cairan semen tidak mengandung sperma, dilakukan biopsi testis, yakni mengambil sebagian kecil testis untuk dicari spermanya. Normalnya, konsentrasi sperma sekitar 20 juta per milimeter.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com