Bekasi, Kompas
Menteri Perindustrian MS Hidayat mengungkapkan hal itu dalam peletakan batu pertama pembangunan pabrik PT Martina Berto Tbk di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (23/4). Pabrik yang dilengkapi dengan area tanaman obat Kampung Djamu Organik (Kado) itu didirikan oleh pemilik merek produk Sariayu Martha Tilaar.
Hidayat mengatakan, ”Tren masyarakat menggunakan bahan baku alami semakin meningkat. Ini membuka peluang dan kreativitas industri kosmetik di dalam negeri.”
Menurut Hidayat, potensi tanaman obat, kosmetik, dan aromatik yang tumbuh di Indonesia mencapai sekitar 30.000 spesies. Indonesia menjadi penghasil tanaman obat, kosmetik, dan aromatik kedua setelah Brasil.
Kementerian Perindustrian mencatat, pada tahun 2011, omzet kosmetik nasional mencapai Rp 7 triliun, sedangkan produk herbal nasional mencapai Rp 11 triliun. Meski demikian, masih banyak ditemui tantangan dalam pengembangannya. Salah satunya adalah penyediaan bahan baku lokal yang berkualitas dan memenuhi standar. Saat ini, bahan baku kosmetik dan produk herbal masih impor.
Martha Tilaar, pendiri Martha Tilaar Group, dalam sambutannya menjelaskan, Kado saat ini baru mengembangkan sekitar 700 spesies tanaman. Padahal, Indonesia memiliki sekitar 30.000 spesies tanaman obat dan kosmetik serta aromatik.
Presiden Direktur PT Martina Berto Tbk Bryan Tilaar mengatakan, pengembangan pabrik ini merupakan hasil dari penawaran saham perdana (IPO). Pembangun pabrik yang direncanakan beroperasi kuartal II-2013 ini menelan investasi Rp 44 miliar. Selain investasi pabrik, hasil IPO juga dialokasikan untuk ekspansi bisnis dan pembayaran utang. (OSA)