2. Ternyata Toni masih tidak turun tangan, kecuali membuang sampah, karena ternyata Lani tidak juga mengubah perilakunya dan Lani tetap mengerjakan tugas rumah seperti biasa. Tentu saja Toni tetap merasa nyaman dan puas dengan kehidupannya, sementara Lani kesal berkelanjutan. Artinya, relasi di antara kedua pasangan justru baru berubah apabila Lani melakukan perubahan lebih dahulu.
3. Lani hendaknya mencatat tugas RT apa saja yang biasa dilakukan, kemudian pilihlah tugas yang benar-benar membuat Lani merasa sanggup mengerjakan dengan hasil yang menyenangkan dirinya. Lani ”suka” ruang keluarga dan dapur yang rapi dan bersih, tugas RT lainnya ditempatkan dalam kolom ”tidak suka”. Letakkanlah daftar tersebut di atas meja yang pasti akan membuat Toni membacanya.
Jika Toni tetap bergeming, bicarakanlah daftar tersebut dengan sikap yang lebih tegas sehingga membuat Toni mengerti rencana tugas rumah tangga yang akan dilakukan Lani. Keesokan hari dan hari-hari berikutnya, sepulang dari kantor, Lani hanya merapikan kamar tidur dan merapikan dapur setelah selesai masak. Tugas lain, seperti mencuci dan menyetrika pakaian Toni, tidak dikerjakan. Pakaian kotor Toni menumpuk, dan kalau tidak segera dicuci, Toni akan kehabisan pakaian bersihnya untuk ke kantor.
Pelan tapi pasti Toni akan
Dari contoh ini, ternyata jika Lani ingin mengubah relasi dengan Toni, perubahan harus diawali oleh Lani. Nah, saat itulah peran overfunctioning Lani dalam tugas RT pelan-pelan bergeser ke bawah dan peran underfuctioning Toni sebagai suami dalam tugas RT akan meningkat, dan terjadi titik temu yang menunjukkan keseimbangan peran suami-istri dalam tugas RT.
Tentu saja pembagian kerja yang berimbang akan membuat kedua belah pihak nyaman, karena masing-masing punya waktu untuk diri tanpa mengabaikan waktu pasangannya dan karier keduanya pun melesat optimal.