Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/08/2017, 11:40 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

Sumber nypost.com

KOMPAS.com - Dalam sebuah film dokumenter, Pangeran Harry membicarakan ibunya, mendiang Putri Diana. Secara jujur ia mengaku bahwa hanya meneteskan air mata untuk kematian ibunya dua kali dalam 20 tahun sejak wafat.

"Pertama kali saya menangis saat berada di pemakaman dan baru sejak itu mungkin sekali. Orang-orang menghadapi kesedihan dengan cara yang berbeda, dan cara saya adalah dengan mematikannya, menguncinya," kata Harry dalam film yang disiarkan di Channel 7, salah satu saluran TV di Australia.

Pengakuan Pangeran Harry itu seolah menegaskan citra para pria yang memang tidak mudah menangis seperti halnya wanita.

Profesor Ad Vingerhoets melakukan beberapa penelitian di Belanda untuk lebih memahami air mata manusia. Dalam penelitian ini ia membandingkan rasio air mata pria dan wanita.

Wanita ternyata menangis antara 30 dan 64 kali setahun, dan pria hanya menangis antara 6 sampai 17 kali setiap tahun.

Psikolog Georgia Ray menjelaskan ada beberapa alasan sosiologis dan fisiologis yang sangat jelas kenapa pria menumpahkan sedikit air mata daripada wanita. "Pria lebih sedikit menangis  karena alasan yang terkait dengan sifat dan pengasuhan," katanya.

Dia menambahkan, “Laki-laki memiliki tingkat prolaktin (hormon yang ditemukan dalam air mata emosional) yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan wanita."

Jadi, penjelasan fisiologisnya adalah hormon yang saling berhubungan. Tapi juga ada alasan lain yang cukup jelas, yaitu budaya. "Stereotip dan harapan masyarakat membuat pria enggan menunjukkan air mata secara emosional," kata Ray.

Singkatnya, pria memiliki lebih sedikit hormon yang memungkinkan manusia menangis, dan ketika mereka melakukannya, lingkungan sosial akan menghakimi.

ilustrasiSHUTTERSTOCK ilustrasi
Apa tujuan menangis?

Air mata manusia timbul karena berbagai alasan—kesedihan, kemarahan, rasa bersalah, kebahagiaan, kelegaan, penyesalan, rasa syukur. Mereka rumit dan seringkali secara spontan tumpah.

Meskipun kita tahu apa yang menyebabkan air mata, bagi para ilmuwan masih menjadi teka-teki soal manfaat menangis. Selain cara terbaik untuk membersihkan mata, apa lagi?

Charles Darwin memutuskan pada tahun 1872 bahwa air mata sebenarnya tidak berguna. Sekitar 12 dekade kemudian Profesor Vingerhoets membantah teori ini.

Dia mengatakan Darwin "salah”, tapi belum memperluas penelitian kecilnya untuk memberikan bukti alternatif.

Teori yang umum diketahui berasal dari Dr. William Frey yang mengatakan bahwa menangis adalah bagian dari pelepasan racun alami tubuh. Dia mengatakan air mata emosional "membawa lebih banyak protein" daripada air mata non-emosional dan ini memicu proses penyembuhan bagi manusia.

Vingerhoets telah mencoba untuk meniru studi Fey beberapa kali dan gagal—jadi dia yakin penalaran ini tidak valid. Nick Knight di London memiliki gelar Ph.D percaya ada penjelasan sederhana untuk air mata emosional. Dia mengklaim respons emosional Anda terhadap kejadian berasal dari sistem limbik  yang terhubung ke sistem saraf.

Saat Anda merasa ingin menangis, emosi Anda mengingatkan sistem saraf Anda yang menginstruksikan air mata mengalir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber nypost.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com