Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yungyung, Desainer Aksesoris Indonesia yang Mendunia...

Kompas.com - 24/11/2017, 06:30 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

“Saya dulu bekerja nine to five.  Enggak pikir bekerja overtime di rumah, karena saya enggak mencintai pekerjaan itu,” kata peraih tiga piala di ajang lomba desain bergengsi tingkat dunia World of WeareableArt (WOW) kepada Kompas Lifestyle, di Jakarta Utara, Kamis (23/11/2017).

Akhirnya, Yungyung bertemu dengan desainer gaun pengantin sekitar tahun 90-an, Kim Thong.

Kala itu, dia langsung disebut tak cocok bekerja di perusahaan ban tersebut; dan ‘dibajak’ untuk menjadi marketing Thong menjual tiara, sejenis mahkota, yang merupakan barang impor.

Yungyung memasarkan tiara dari satu desainer ke desainer lain.

Di masa itu, Yungyung sedikit berkenalan dengan desainer seperti Sebastian Gunawan hingga Susan Budihardjo.

Kendati demikain, Yungyung tak bertahan lama. Enam bulan setelah itu, dia keluar.

“Karena desainer masih dikit dan orang belum pecaya sama desainer Indonesia."

"Kemudian tiara bisa dikenakan hingga 30 kali kalau enggak rusak, apalagi harganya tinggi. Dengan alasan itu, saya keluar,” kata dia.

Yungyung pun kembali berkutat di dunia balik kantor, mengurus pembukuan keuangan perusahaan sang kakak.

Siapa sangka, dari situ Yungyung pertama kali menemukan jati dirinya sebagai perancang.

Penemuan itu sama sekali tak disengaja, bahkan terjadi seperti sudah digariskan Tuhan, kata dia.

Berawal saat dia berjalan-jalan di kantor, dan menemukan mesin potong dan papan akrilik.

Rasa penasarannya menuntun untuk mencoba menggunakan alat tersebut.

“Pas saya potong, kok jadi begini, teringat saya dengan ukiran tiara itu,” kata dia.

Hasrat Rinaldy kian meningkat. Dia pun mencoba untuk mendesain tiara. Bereksperimen dengan bahan akrilik berukuran tebal dan tipis, jarum, kristal, benang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com