Tiara pertamanya pun jadi. “Simpel, ringan dan kalau dilempar ke bawah pasti hancur, karena hanya pakai lem kayu,” kenangnya sambil tertawa.
Namun, karena kepercayaan diri Yungyung tinggi, karyanya diterima dengan baik oleh desainer-desainer kenaamaan dulu, salah satunya Sebastian Gunawan.
Sejak itu, karya aksesorisnya mulai dikenakan para desainer-desainer Indonesia.
Yungyung yang merasa menemukan jati dirinya mulai merekrut orang untuk membantu mengerjakan karyanya.
Dia perlahan mengerjakan semua di rumah. Untuk soal pemasaran, dia melakukan sendiri, pontang-panting naik ojek, bajaj, dan taksi.
Hingga akhirnya, Rinaldy masuk ke dunia profesional desainer—khususnya aksesoris, karena diajak oleh para kolega desainernya.
Semua dilakukan dengan modal nekat, karena dia tak pernah menginjakan kaki ke sekolah desainer. Dia belajar dari para profesional desainer kala itu.
“Muncullah dari situ Rinaldy A Yunardi sebagai desainer aksesoris di setiap peragaan Sebastian Gunawan, Didi Budiardjo—nama Rinaldy terus dikumandangkan,” katanya. (Bersambung...)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.