Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Percayakah Kamu, Ada 5 Manfaat Luar Biasa dari Cinta

Kompas.com - 15/02/2018, 23:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Time

KOMPAS.com - Jika kita sedang menjalin hubungan asamara, bisa jadi kita memiliki tingkat kesehatan yang lebih baik daripada para "jomblo" di luar sana.

Riset telah membuktikan bahwa cinta memiliki manfaat yang sangat baik bagi kesehatan.

Dr. Helen Riess, Direktur program Empathy and Relational Science di Massachusetts General Hospital, mengatakan, cinta memang sangat membantu bagi kesehatan mental dan fisik.

Baca: Uang Tak Bisa Beli Kebahagiaan, Cinta Bisa...

Inilah lima alasan mengapa cinta membuat tubuh kita semakin sehat.

1. Cinta membuat kita bahagia

Saat pertama kali jatuh cinta, dopamin, bahan kimia otak yang sangat baik bagi tubuh, menjadi sangat aktif.

"Itu adalah pembangkit suasana hati, jadi orang merasa sangat positif dan merasa sangat dihargai," ucap Helen Riess.

Oleh karena itu, kita merasa bahagia saat pertama kali menjalin asmara.

Tapi, berdasarkan laporan dari The Harvard Mahoney Neuroscience Institute, mereka yang baru saja menjalin asmara juga mengalami lonjakan hormon stres kortisol.

Hormon ini menyebabkan penurunan mood. Hal ini terjadi secara beraturan bersamaan dengan produksi serotonin.

Nah, ini juga yang menjadi penyebab mereka yang sedang jatuh cinta merasakan hal tak menentu seperti gairah bercampur dengan kecemasan, obsesi dan kegugupan - yang sering terjadi seiring dengan berseminya cinta.

Tingkat dopamin tetap meningkat meski kalian jatuh cinta pada usia dewasa.

Namun, kemungkinan besar kita akan melihat tingkat kortisol dan serotonin kembali normal, yang membantu menenangkan diri dan melanggengkan hubungan tanpa hilangnya gairah atau mood yang baik.

Baca: Jarang Menelepon Orangtua, Berdampak Buruk Pada Kesehatan Mereka

2. Cinta mampu mengusir stres

Setelah fase bulan madu mereda, bahan kimia otak lainnya - seperti oksitosin, atau hormon ikatan - juga akan diproduksi.

"Itu tidak hanya memberi kalian perasaan 'hangat' pada pasangan, tetapi juga bisa baik untuk kesehatan," kata Helen Riess.

Helen Riess mengatakan, saat seseorang merasakan ikatan yang kuat, tingkat stres mereka menurun.

"Hanya berada di hadapan seseorang yang memberi kami perhatian positif dan perhatian yang tulus dapat menurunkan tingkat kortisol dan adrenalin."

"Selain itu juga bisa menciptakan homeostasis yang lebih besar, yang berarti bahwa zat kimia jahat dalam tubuh berada dalam posisi seimbang," paparnya.

Menurut Helen Riess, jika kita jauh dari orang yang dicintai, dan lalu hanya memikirkannya, berbicara dengan dia di telepon, atau bahkan saling mengirim pesan, sudah mampu mengusir rasa stres.

Baca: 3 Hal yang Terjadi Saat Seseorang Jatuh Cinta...

3. Cinta menghapus rasa cemas

Beberapa penelitian telah menunjukkan, kesepian dapat berakibat buruk pada kesehatan, dari meningkatnya peradangan hingga mengaktifkan pusat rasa sakit.

"Perasaan kesepian menstimulasi kecemasan, yang dimediasi oleh neurotransmiter yang berbeda, seperti norepinephrine," kata Helen Riess.

Helen Riess juga menambahkan, tingkat kortisol dan adrenalin meningkat saat orang merasa tidak aman dan terancam, yang memicu respons stres pada tubuh.

Namun, bercinta dan merasa dekat dengan orang lain bisa mengurangi kecemasan.

Baca: Mengapa Inggris Mengangkat Menteri Urusan Kesepian?

4. Cinta menumbuhkan perhatian

Menurut Helen Riess, saat kita jatuh sakit, pasangan bisa memberi dorongan untuk pergi ke dokter saat mereka tidak menginginknnya.

"Ada banyak penyangkalan seputar penyakit medis, dan individu lebih cenderung mengabaikan sesuatu," ucap Helen Riess.

Nah, mereka yang berpasangan mungkin dapat mendeteksi penyakit lebih awal dari para lajang, karena pasangan mereka dapat menemukan tanda-tanda yang mencurigakan secepatnya.

Terkadang, pasangan bahkan akan melihat tanda-tanda alergi atau masalah kesehatan lainnya sebelum penderita menyadarinya.

Baca: 5 Tanda Dia Bukan Pasangan Hidup yang Tepat

5. Cinta membuat panjang umur

Penelitian telah menunjukkan, pasangan suami istri menikmati umur yang lebih panjang daripada mereka yang tak memiliki pasangan.

Menghabiskan waktu seumur hidup sampai maut memisahkan lebih dari sebuah komitmen.

Riset menunjukkan, manfaat jangka panjang tersebut sebagian besar dijelaskan oleh dukungan sosial dan emosional yang konsisten, kepatuhan yang lebih baik terhadap perawatan medis, dan memiliki pasangan yang mendorong perilaku gaya hidup sehat.

Memiliki pasangan juga dapat mengarahkan kita untuk menjauhi hal buruk.

Periset juga menemukan fakta pasangan suami-istri memiliki tingkat penyalahgunaan narkoba yang lebih rendah, tingkat tekanan darah rendah, dan depresi yang kurang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com