"Pameran banyak untungnya. Karya mereka diapresiasi, mereka berorganisasi, lalu jelas mereka mendapatkan legalisasi, serta berinteraksi dengan kuat," tutur Beng, Senin.
Di samping itu, ada pula kebiasaan masyarakat saat ini yang gemar mengunggah foto makanan di media sosial.
"Saya menemukan, kalau dikasih tugas mereka bikinnya lama dan biasa saja, tapi di Instagramnya kok bagus-bagus," ujarnya.
Selain karena tren perkembangan zaman, banyak yang senang mengunggah karya di media sosial karena bisa mendapatkan apresiasi dari siapapun dari seluruh dunia.
"Saya pikir sayang kalau mereka enggak diarahkan," ujar pria yang gemar membuat komik tersebut.
Menurutnya, pertumbuhan restoran Jepang di Indonesia memang cukup bagus dan semakin banyak. Hanya saja, pertumbuhan itu belum merata.
"Saya pikir itu baru di Jakarta, daerah-daerah lain belum. Lewat informasi di Japanese Culture Week semoga lebih banyak orang Indonesia yang tahu kebudayaan Jepang," kata Sato.
Agenda tersebut di antaranya upacara minum teh, pengenalan kimono dan yukata, workshop ilustrasi makanan Jepang, talkshow musik, demo ikebana, dan masih banyak lagi.
Acara ini digelar untuk memeringati 60 tahun persahabatan Indonesia dan Jepang. Bagi yang penasaran dan ingin datang, acara ini tak dipungut biaya.
"Kami berharap pameran ini bisa mempererat hubungan baik antara kedua negara dan seluruh pengunjung bisa mendapat inspirasi serta wawasan yang menarik, khususnya soal budaya Jepang," ujar Sato.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.