Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pastor yang Relakan Ginjal demi Nyawa Jemaatnya...

Kompas.com - 02/03/2018, 12:30 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Richard Terry seolah tak mampu memalingkan pandangannya dari foto yang ada di layar ponselnya.

Foto itu menggambarkan sosok dirinya mengenakan jubah putih rumah sakit, saat dia menjalani perawatan usai mendapatkan transplantasi ginjal tiga bulan yang lalu. 

Di sisi kanannya duduk sang pendonor, Mitch Davis. Keduanya berpose sambil mengacungkan jempol. 

"Inilah bagaimana kasih yang sesungguhnya bisa terlihat," kata Terry dengan mata berkaca-kaca.

Davis adalah pastor di gereja tempat Terry beribadah, Franklin Church of Christ.

Baca juga: Benarkah Obat Antihipertensi Berbahaya bagi Ginjal?

Pekan ini, Terry menapaki masa tiga bulan hidupnya dengan ginjal yang baru. Sebuah kondisi yang diyakininya sebagai mujizat untuk bisa memulai kehidupan lagi.

Sebelumnya, dalam beberapa tahun terakhir, kesehatan Terry tak pernah sebaik sekarang.

"Momen ini menjadi begitu emosional, karena setelah ini saya akan hidup dengan membawa sebagian tubuh Mitch, untuk sisa umur saya," kata Terry seperti dilansir laman USA Today.

"Menyadari bahwa ada orang yang baru saya kenal 6-7 tahun di gereja, dan mau melakukan hal ini buat saya, tentu merupakan sebuah perbuatan yang amat tak mementingkan diri sendiri."

Menunggu

Dua tahun yang lalu, Terry, yang saat ini berusia 68 tahun, divonis menderita penyakit ginjal stadium IV.

"Dua tahun terakhir hidup saya seperti meredup dan buram," kata dia.

"Fungsi-fungsi kognitif dalam diri saya mulai terpengaruh, membuat saya lebih banyak tidur."

Baca juga: Istri Hadiahkan Ginjal untuk Suami di Hari Valentine

"Saya hanya tidur, bangun, dan lalu tidur lagi. Karena bagi saya saat itu, sungguh berat untuk terus terjaga."

"Dalam penyakit ginjal semacam ini hanya dikenal lima tingkatan, sehingga penyakit stadium IV yang saya derita sungguh dapat menggambarkan apa yang terjadi, seberapa buruk kondisi saya," tuturnya.

Setiap bulan, Terry harus melakukan konsultasi ke dokter, dan dia terus melontarkan pertanyaan yang sama. 

"Bagaimana perkembangan saat ini dok?"

Pada bulan Februari 2017 lalu, dokter mengatakan dia membutuhkan penanganan yang lebih intensif.

Lalu dokter tersebut mengeluarkan pertanyaan. "Dia bertanya apakah saya mau mengantre dalam daftar penerima transplantasi? Lalu saya pikir, ya, kenapa tidak?"

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com